Negara-negara yang bersahabat dengan Rusia lainnya termasuk Cina dan Indonesia juga mendorong Uni Eropa untuk tidak menyita dana tersebut, karena khawatir akan preseden yang akan ditimbulkannya.
Meskipun Arab Saudi memiliki cadangan devisa yang besar, termasuk mungkin puluhan miliar euro, ketakutan utama G7 adalah bahwa negara-negara lain akan mengikuti langkah kerajaan dalam menjual obligasi Eropa, ungkap Moscowtimes mengutip Bloomberg.
Alih-alih menyita uang tersebut, Uni Eropa mengadopsi sebuah rencana untuk menggunakan keuntungan dari aset-aset Rusia yang dibekukan untuk mendanai bantuan militer senilai $50 miliar untuk Ukraina pada bulan Juni.
Sambil menikmati hubungan dekat dengan Moskow, Riyadh juga berusaha untuk membangun hubungan dengan Kyiv, menyambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah kunjungan kejutan pada bulan Juni. Kerajaan juga menjadi tuan rumah KTT perdamaian Ukraina pada Agustus 2023 di mana Rusia tidak diundang.