Rabu 10 Jul 2024 06:24 WIB

Grand Syaikh Al Azhar: Mengapa Ucapan Selamat ke Umat Agama Lain Dipermasalahkan?

Grand Syaikh Al Azhar mendorong Muslim jaga perdamaian.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Presiden Joko Widodo bersama Grand Syekh Al Azhar Imam Akbar Ahmed Al Tayeb saat bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (9/7/2024). Dalam pertemuan dengan Grand Syekh, Presiden Joko Widodo membahas mengenai tiga hal penting, yakni hubungan antara Indonesia dan Mesir, khususnya dalam bidang pendidikan. Kedua, tentang perdamaian dan toleransi, serta penguatan dialog antariman. Pada kunjungan Grand Syekh Al Azhar ke Indonesia yang ketiga, beliau dijadwalkan mengisi Kuliah Umum di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, serta akan berdiskusi dengan bersama para tokoh lintas agama.
Foto: Biropers Istana
Presiden Joko Widodo bersama Grand Syekh Al Azhar Imam Akbar Ahmed Al Tayeb saat bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (9/7/2024). Dalam pertemuan dengan Grand Syekh, Presiden Joko Widodo membahas mengenai tiga hal penting, yakni hubungan antara Indonesia dan Mesir, khususnya dalam bidang pendidikan. Kedua, tentang perdamaian dan toleransi, serta penguatan dialog antariman. Pada kunjungan Grand Syekh Al Azhar ke Indonesia yang ketiga, beliau dijadwalkan mengisi Kuliah Umum di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, serta akan berdiskusi dengan bersama para tokoh lintas agama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grand Syaikh Al Azhar, Prof Ahmed Al Tayeb menyinggung kalangan umat Islam yang selalu mempermasalahkan ucapan selamat hari raya kepada umat agama lain. Padahal, menurut dia, sangat penting untuk membangun sikap toleransi kepada umat agama lain.

Menurut dia, Nabi Muhammad SAW telah mengajarkan umatnya untuk membangun hubungan baik dan toleransi antar umat beragama. Karena itu, dia pun mempertanyakan mengapa ada umat Islam yang terus memperdebatkan tentang ucapan selamat hari raya kepada umat agama lain.

Baca Juga

"Bukankah Nabi pernah berkata bahwa kita harus mengasihi kepada sesama? Jika begitu, mengapa kita mempermasalahkan dan terus berdebat tentang hukum mengucapkan selamat kepada umat agama lain?," ujar Grand Syaikh Al Azhar saat menyampaikan kuliah umum bertajuk “Meneguhkan Moderasi Beragama untuk Membangun Toleransi dan Harmoni” di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa (9/7/2024).

Dalam membangun relasi antar umat beragama, kata dia, seharusnya umat Islam tidak membatasi interaksi sosial hanya karena perbedaan keyakinan. Menurut dia, tidak ada larangan untuk berbuat baik kepada sesama manusia, terlepas dari apa yang mereka yakini.

“Allah tidak pernah melarang berbuat baik kepada Non-Muslim. Bahkan, dalam Alquran Allah mengatakan untuk tidak memerangi para ahli kitab dan orang-orang Kafir, kecuali jika berada dalam ancaman,” ucap dia.

Seperti diketahui, ucapan selamat hari raya kepada umat agama lain juga kerap menjadi perdebatan di Indonesia. Ada sebagian yang membolehkan, ada pula yang mengharamkannya.

Namun, para ulama kontemporer seperti Prof M Quraish Shihah tidak mempermasalahkan ucapan selamat hari raya kepada umat agama lain. Karena, justru itu dapat membuat hubungan antar sesama Muslim semakin harmonis. Misalnya, dia membolehkan umat Islam mengucapkan selamat natal kepada umat kristiani asalkan mereka tetap berpegang pada keyakinan bahwa Nabi Isa As adalah rasul Allah, bukan anak Allah.

Dalam salah satu penjelasannya di Youtube, Prof Quraish Shihab juga menegaskan bahwa ucapan selamat Natal tidak akan merusak akidah umat Islam yang mengucapkannya. Karena, itu adalah bentuk kegembiraan bersama dengan sesama manusia, yang tidak dilarang oleh agama Islam.

Untuk diketahui, Prof Al Tayeb tercatat sudah tiga kali berkunjung ke Indonesia dalam satu dekade terakhir. Dua kunjungan pertama belangsung pada 2016 dan 2018. Pada kunjungannya kali ini, Prof Al Tayeb dijadwalkan akan berada di Indonesia selama empat hari pada 8-11 Juli 2024.

Selain mengisi kuliah umum di UIN Syarif Hidayatullah, Prof Al Tayeb juga memiliki agenda diskusi bersama para tokoh lintas agama, serta bertemu dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dan Pusat Studi Al-Qur’an.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement