REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV -- Ketika wacana mengenai agresi Israel ke Lebanon semakin menguat di antara penjajah, persiapan dan persediaan pasukan penjajah Israel dilaporkan semakin mengkhawatirkan.
Menurut sebuah laporan pada Sabtu oleh lembaga penyiaran Israel, Channel 12 yang dilansir oleh Al-Mayadeen, militer penjajah sedang mengalami situasi yang "sangat berbahaya". Mereka dilaporkan menderita kekurangan yang mempengaruhi berbagai peralatan.
Seperti yang ditunjukkan dalam laporan Channel 12, komando militer Israel telah menyangkal klaim tersebut dalam sepekan terakhir. Meski demikian, penyelidikan internal baru-baru ini telah membuktikan sebaliknya.
Pasukan reguler, cadangan, dan relawan Israel mengeluh kepada penyiar tentang kekurangan yang mempengaruhi perlengkapan militer yang penting, termasuk baju besi balistik, helm, penglihatan optik, dan pakaian bom. Semua perlengkapan tersebut dianggap sebagai peralatan yang menyelamatkan jiwa.
Terlepas dari kekurangan perlengkapan individu di antara tentara Israel, skenario yang lebih berbahaya telah diberlakukan. Penyiar mengungkapkan bahwa status gudang senjata dalam satu formasi Israel menyebabkan hasil yang sangat berbeda di medan perang.
Menurut laporan tersebut, peralatan militer Israel, yang meliputi kendaraan lapis baja dan tank, tunduk pada standar yang berbeda, karena beberapa perlengkapan dan sistem tidak sesuai dengan kualitas umum peralatan standar militer.
Dalam sebuah laporan terbaru yang diterbitkan oleh Maariv, berita mengejutkan mengenai kerugian yang diderita oleh pasukan lapis baja Israel muncul. Surat kabar itu mengatakan bahwa 500 kendaraan lapis baja, dari berbagai jenis, mengalami kerusakan sejak 7 Oktober 2023. Pengangkut personel lapis baja (APC) Zelda M113 yang tidak berfungsi dengan baik telah lebih banyak dikerahkan oleh pasukan pendudukan di Jalur Gaza dan juga terlihat di dekat perbatasan dengan Lebanon.
Dibandingkan dengan lapis baja M113 yang lemah, APC Namer Israel memiliki lambung lapis baja yang didasarkan pada desain tank tempur utama Merkava 4, yang mengungkap kesenjangan besar antara berbagai peralatan dan sistem pertahanan Israel.