Jumat 05 Jul 2024 22:33 WIB

Jalanan Kota Turki Ramai Hewan Liar: Anjing, Kucing, Hingga Burung, Ini Akar Sejarahnya

Kesultanan Ottoman menghormati keberadaan binatang

Anjing dan kucing (ilustrasi). Kesultanan Ottoman menghormati keberadaan binatang
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Jika Anda pernah mengunjungi kota-kota di Turki, akan mendapati banyaknya binatang liar seperti anjing dan kucing hidup dengan aman dan nyaman di jalan. Pemandangan ini pun banyak diceritakan banyak media.

Pemandangan ini, ternyata tak lepas dari tradisi yang kuat dari Kesultanan Ottoman atau Utsmaniyah. Dikutip dari Daily Sabah, Jumat (5/7/2024), selama era Ottoman, orang-orang biasa meringkas iman sebagai "menghormati firman Allah dan makhluk-Nya"; oleh karena itu, mereka tidak mengabaikan hewan, sementara mereka membantu orang yang membutuhkan.

Baca Juga

Menurut budaya Islam, orang harus menghindari ketidakadilan terhadap orang lain, dan menempatkan hak-hak hewan di atas hak asasi manusia karena manusia dapat mengkompensasi kesalahan terhadap orang lain dengan meminta maaf, tetapi hal itu tidak mungkin dilakukan terhadap hewan karena mereka tidak memiliki akal.

Nabi Muhammad SAW menceritakan kisah tentang dua orang wanita ta yang hidup jauh sebelum zamannya. Seperti yang beliau ceritakan, seorang wanita jahat masuk surga karena dia memberi minum seekor anjing, sementara wanita baik masuk neraka karena dia membuat seekor kucing kelaparan sampai mati.

Karena takut akan cerita ini, orang-orang di masa lalu memberi makan hewan-hewan mereka sebelum mereka duduk untuk makan dan tidak tidur sebelum mereka membersihkan hewan-hewan di kandang mereka dan memeriksa apakah mereka memiliki air dan pakan.

Selain itu, pemerintah menghukum mereka yang membawa unggas di kandang secara terbalik atau membawa kuda atau keledai dengan beban berlebih, dan orang-orang yang menyakiti hewan akan diasingkan dari komunitas mereka di Kekaisaran Ottoman.

Masjid Kediler (Kucing)

Utsmaniyah mendirikan yayasan untuk memberi makan anjing jalanan dan serigala di pegunungan, menyediakan air untuk burung pada hari-hari musim panas, dan merawat bangau yang sayapnya patah atau kuda yang terluka.

Mereka juga membangun sangkar burung di halaman gedung-gedung seperti masjid, madrasah dan istana serta menempatkan tempat air di atas batu nisan untuk burung.

Dalam arsip Utsmaniyah, kita dapat menemukan catatan-catatan menarik tentang yayasan yang mengungkapkan kecintaan dan kasih sayang masyarakat terhadap hewan pada masa itu.

Müreselli İbrahim Ağa dari İzmir menyumbangkan...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement