Kamis 04 Jul 2024 17:11 WIB

Seminar Tauhid dari 2 Guru Besar Al Azhar Tandai Peresmian Aswaja Center PCINU Mesir

Aswaja Center PCINU Mesir resmi diluncurkan

Dua guru besar Al-Azhar Prof Muhammad Abdus Shomad Muhanna dan Prof Muhammad Abdul Fattah al-Awariy hadiri peresmian Aswaja Center PCINU Mesir
Foto: dok Istimewa
Dua guru besar Al-Azhar Prof Muhammad Abdus Shomad Muhanna dan Prof Muhammad Abdul Fattah al-Awariy hadiri peresmian Aswaja Center PCINU Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO— Aswaja Center PCINU Mesir resmi diluncurkan. Peluncuran Aswaja Center yang dikelola Lembaga Aswaja Center di bawah naungan PCINU Mesir tersebut dirangkai dengan seminar ilmiah.

Berlangsung di Markaz Syekh Zayed, Hay Sadis, Madinat Nasr, Senin (1/7/2024), kegiatan mengangkat tema “Kontribusi Diskursus Teologi dan Teosofi Terhadap Koeksistensi Sosial”.

Baca Juga

Tampil sebagai narasumber Prof Muhammad Abdus Shomad Muhanna (Mustasyar Grand Syekh Al-Azhar) dan Prof Muhammad Abdul Fattah al-‘Awariy (Dekan Kuliah Ushuluddin Universitas Al-Azhar tahun 2017-2021).

Ketua Aswaja Center, Muhammad Nur Iman Mundzir, mengatakan lembaga tersebut digagas bertujuan untuk aktualisasi pemahaman tentang nilai-nilai Aswaja, serta upaya meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai keaswajaan dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak hanya itu, kata dia, Aswaja Center juga bertujuan untuk membentengi warga Nahdliyin Mesir dari paham-paham yang tidak sesuai dengan spirit Aswaja.

Dia menambahkan, materi-materi penting sebagai modul kajian Aswaja Center ialah akidah, syariah-logika hukum, tasawuf dan materi keindonesiaan.

Ketua Tanfidziah PCINU Mesir, KH Faiz Husaini, menjelaskan Aswaja Center diinisiasi untuk menjawab problematika umat Islam kontemporer yang semakin kompleks, dan diharapkan dapat memberi dampak positif dalam kehidupan sosial beragama.

Hal yang tak kalah penting, kata dia, Aswaja Center juga diharapkan dapat menjadi lembaga yang dapat mempresentasikan manhaj al-Azhar yang berakidah, menjalankan syariah Islam, dan bertasawuf yang sesuai dengan jalan para ulama yang mu’tabar.

Dalam sesi seminar, Dekan Kuliah Ushuluddin Universitas Al-Azhar tahun 2017-2021, Prof Muhammad Abdul Fattah al-‘Awariy menyampaikan menjelaskan tentang prinsip tauhid. Ilmu kalam atau ilmu akidah adalah fondasi pokok ajaran agama Islam yang di atasnya berdiri cabang-cabang keilmuan lain.

Akidah Islam berupa tauhid, kata dia, sejatinya adalah fitrah dari Allah yang dititipkan di dalam jiwa manusia. Beliau menegaskan bahwa ilmu kalam bukan ilmu yang hanya berisi perdebatan berkepanjangan, melainkan ilmu yang di dalamnya banyak perkataan ulama dalam menjawab persoalan akidah Islam, serta membela keyakinan ajaran Islam dari segala bentuk syubhat dengan argumentasi berdasarkan nas agama dan logika.

Selain itu, Syekh Al-‘Awariy juga menggarisbawahi bahwa menjalankan akidah menjadi penting karena hakikat manusia sebagai khalifah di bumi. Dengan akidah ini, manusia tahu Dzat yang menciptakan alam semesta raya, serta dapat merasakan kasih sayang Tuhan atas limpahan nikmat berupa semesta raya dan seisinya yang dipersembahkan untuk manusia, sehingga manusia wajib mengelola semesta ini sesuai dengan ajaran Tuhan.

Sementara itu, Mustasyar Grand Syekh Al-Azhar, Prof Muhammad Abdus Shomad Muhanna, menyatakan lembaga semacam ini sangatlah urgen melihat laju perkembangan pemikiran dunia kontemporer yang sangat beragam dan berpotensi merongrong dan meragukan prinsip-prinsip statis (tsawâbit) agama Islam.

Dalam kesempatan itu pula, dia juga menyatakan tasawuf ialah ilmu yang mengelola kesucian hati manusia menuju ridho Allah dengan berpegang teguh pada ajaran syariah dan dan akidah.

Selain itu, manusia harus berusaha ihsan, yaitu merasakan kehadiran Tuhan dalam segala tingkah lakunya. Dengan demikian, manusia akan terjauh dari bentuk dosa dan murka Allah SWT. Poin penting yang dia sampaikan ialah memurnikan penghambaan hanya berorientasi menggapai ridha Allah SWT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement