Kamis 27 Jun 2024 14:46 WIB

Bertemu Menag, Ketua MPR Apresiasi Penyelenggaraan Haji Tahun Ini

Ketua MPR menilai, penerapan murur pada haji tahun ini berjalan sesuai harapan.

Ketua MPR-RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua MPR-RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR-RI Bambang Soesatyo bertemu dengan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di kompleks Parlemen, Jakarta, hari ini. Pihaknya mengapresiasi kinerja Kementerian Agama (Kemenag) dalam pelaksanaan ibadah haji tahun 1445H/2024 M.

Baca Juga

Menurut Bamsoet, sapaan akrabnya, berbagai inovasi dan perbaikan layanan haji telah dilakukan oleh Kemenag RI. Hal itu membuat pelaksanaan ibadah haji pada tahun ini lebih baik dan tertata dibanding tahun-tahun sebelumnya. Bagaimanapun, beberapa aspek menjadi sorotan.

"Masih adanya beberapa hal yang harus diperbaiki pada musim haji tahun depan, harus menjadi catatan penting Kemenag," kata Bamsoet dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis (27/6/2024).

Mantan ketua Komisi III DPR-RI itu menjelaskan, pada tahun ini jumlah jamaah yang berangkat ke Tanah Suci merupakan yang terbanyak dalam sejarah ibadah haji Indonesia. Tercatat, RI mendapatkan kuota jamaah haji dengan total 241 ribu kursi. Itu terdiri atas 213.320 jamaah reguler dan 27.680 jemaah haji khusus.

Awalnya, kata Bamsoet, kuota haji untuk Indonesia pada 1445 H/2024 M "hanya" sebanyak 221 ribu kursi. Berkat lobi-lobi yang dilakukan pemerintah, akhirnya pihak Kerajaan Arab Saudi memberikan tambahan kuota sebesar 20 ribu jamaah.

"Sebanyak 10 ribu kuota dipakai bagi jamaah haji reguler dan 10 ribu lainnya untuk jamaah haji khusus. Jadi, total jamaah haji Indonesia tahun ini menjadi 241 ribu orang," kata dia.

Murur lancar

Menurut Bamsoet, salah satu inovasi yang dilakukan dalam penyelenggaraan haji pada tahun ini adalah skema melintas atau murur. Melalui skema murur, jamaah haji difasilitasi untuk bergerak dari Padang Arafah menuju Muzdalifah dan melanjutkan ke Mina untuk menginap (mabit). Saat melintasi Muzdalifah, mereka tak perlu turun dari bus yang ditumpangi sehingga tanpa mabit.

Bamsoet mengatakan, skema ini dapat mengurangi lebih dari 30 persen pergerakan jamaah haji di Muzdalifah. Pihaknya pun menilai, penerapan cara demikian telah berlangsung lancar dan efektif.

"Penerapan skema murur ini sangat membantu jamaah haji lansia, difabel dan yang memiliki risiko tinggi," katanya.

Selain itu, inovasi lain yang turut dilakukan Kemenag RI adalah penambahan layanan fast track pada Embarkasi Jakarta, Solo dan Surabaya. Melalui itu, proses imigrasi yang seharusnya dilakukan di Arab Saudi bisa dilakukan di Tanah Air. Alhasil, jamaah haji tidak perlu melakukan proses imigrasi saat tiba di negara tujuan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement