Kamis 20 Jun 2024 05:00 WIB

Ibnu Abbas Jawab Argumentasi Kaum Ekstremis

Ibnu Abbas adalah seorang sahabat Nabi yang alim.

Sahabat Nabi (ilustrasi)
Foto:

Pertama, Allah telah menyerahkan sebagian hukum-Nya kepada keputusan manusia. Misal, dalam hal tebusan atas hewan yang dibunuh seorang jamaah saat ihram. Keterangan tentang ini ada pada surah al-Maidah ayat 95. “Barangsiapa di antara kamu membunuhnya (hewan) dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan hewan ternak yang sepadan dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu.”

Allah pun menyerahkan hukum-Nya kepada keputusan manusia dalam hal mendamaikan antara istri dan suami yang sedang bersengketa. Ini dijelaskan dalam surah an-Nisa ayat 35. “Dan jika kamu khawatir terjadi persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai dari keluarga perempuan.”

Dalam hal Ali, sang khalifah berupaya mendamaikan antarsesama Muslimin. “Ini memang pantas,” kata orang-orang Khawarij itu.

Mengenai Perang Unta, Ibnu Abbas mengingatkan, ‘Aisyah adalah seorang ummul mu`minin, ibu orang-orang beriman. Ini jelas dinyatakan dalam surah al-Ahzab ayat enam. “Nabi itu lebih utama bagi orang-orang Mukmin dibandingkan diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.”

Terakhir, menjadikan ‘Aisyah sebagai tawanan perang dan bahkan menganggapnya kafir, itu sangat terlarang. Perbuatan takfiri justru dapat menyebabkan mereka keluar dari Islam.

Ibnu Abbas berkata, “Apakah kalian telah memahami di mana letak kekeliruan kalian?”

Mereka menjawab, “Ya.”

Setelah ketiga orang itu menerima seluruh argumentasi Ibnu Abbas, maka seluruh Khawarij di majelis ini akhirnya bertobat. Mereka tak lagi memusuhi Ali dan menjadi Muslim moderat.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement