REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah lama menanti, Nabi Ibrahim AS akhirnya memiliki keturunan. Istri kedua beliau, Hajar, mengandung anak. Bayi ini kemudian diberi nama Ismail.
Nabi Ibrahim sangat menyayangi Ismail sebab dia adalah putra yang sangat ditunggu-tunggu kelahirannya. Namun, ketika sang anak dalam usia lucu-lucunya, rasul yang bergelar "sang kekasih Allah" (Khalilullah) itu mendapatkan wahyu untuk menyembelih anak kesayangannya itu.
"Maka ketika anak itu (Ismail) sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, 'Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!' Dia (Ismail) menjawab, 'Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar'" (QS as-Saffat: 102).
Dalam kitab tafsir ibn Jarir al Tabari, terdapat ketertarikan yang diriwayatkan Ibnu Abbas yang menjelaskan bahwa mimpinya nabi Ibrahim terkait perintah menyembelih putranya itu terjadi tidak hanya sekali melainkan terjadi beberapa kali. Para ulama sepakat bahwa mimpi para nabi itu adalah mimpi yang benar berupa wahyu (arru'ya as shodiqah).
Iblis berusaha menghalangi tekad Ibrahim AS ....