Kamis 13 Jun 2024 17:55 WIB

Sebanyak 26 Ribu Jamaah Haji Indonesia Belum Terima Smart Card

Saat naik bus menuju Arafah dari hotel wajib menunjukkan smart card.

Rep: Karta Raharja Ucu/ Red: Fernan Rahadi
Jamaah calon haji Indonesia kloter 106 embarkasi Surabaya berjalan menuju hotelnya di Makkah, Arab Saudi, Selasa (11/6/2024). Fase kedatangan jamaah haji Indonesia 1445 H/2024 M di tanah suci telah berakhir pada Selasa 11 Juni 2024 yang ditandai dengan mendaratnya 333 jamaah yang tergabung dalam kelompok terbang 106 embarkasi Surabaya (SUB-106).
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Jamaah calon haji Indonesia kloter 106 embarkasi Surabaya berjalan menuju hotelnya di Makkah, Arab Saudi, Selasa (11/6/2024). Fase kedatangan jamaah haji Indonesia 1445 H/2024 M di tanah suci telah berakhir pada Selasa 11 Juni 2024 yang ditandai dengan mendaratnya 333 jamaah yang tergabung dalam kelompok terbang 106 embarkasi Surabaya (SUB-106).

REPUBLIKA.CO.ID, MEKKAH -- Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan masih sekitar 26.022 jamaah atau 12 persen dari total kuota 213.320 jamaah reguler yang belum mendapatkan smart card dari pihak Masyariq, Selasa (11/6/2024). Padahal, smart card adalah syarat untuk jamaah haji bisa masuk ke Arafah Mina dan Muzdalifa (Armuzna). Karena itu, Menag mendesak Masyariq untuk segera mengeluarkan smart card jamaah haji Indonesia paling lambat Kamis (13/6/2024) pagi Waktu Arab Saudi (WAS).

"Smart card adalah skema yang pertama kali diterapkan pihak Arab Saudi. Sampai hari ini (Selasa, 11 Juni 2024), ada 12 persen atau 26.022 jemaah yang belum terima," ujar Menag saat rapat dengar pendapat dengan Tim Pengawas Haji yang merupakan anggota dewan di Hotel Wihdah Khoir, Jarwal, Makkah, Rabu (12/6/2024).

Menteri yang akrab disapa Gus Men itu menyatakan, pihaknya tidak akan tinggal diam agar seluruh jamaah haji Indonesia harus memasuki Arafah untuk melakukan wukuf. "Kami mengejar terus pihak Masyariq, dan mereka berjanji akan memberikan maksimal smart card besok pagi," ucap Menag.

Gus Men menjelaskan saat naik bus menuju Arafah dari hotel wajib menunjukkan smart card. "Jadi nanti di-scan smart card-nya. Hanya yang punya smart card yang boleh naik bus," katanya.

Selain untuk jamaah, Petugas Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi juga memproses smart card untuk mukimin yang menjadi petugas haji agar bisa masuk Armuzna. Sementara jika jamaah kehilangan kartu, bisa mengajukan penggantian ke sektor. "Nanti visa juga bisa dipakai," jelasnya.

PPIH Arab Saudi sudah melakukan simulasi keberangkatan jamaah dari hotel ke Arafah. Simulasi ini dilakukan tiga trip pemberangkatan.

Trip dimulai sejak pukul 08.00 pagi hingga 21.00 WAS. Pertama, smart card 40 jamaah yang akan naik ke dalam bus di-scan.

Setelah semua jemaah masuk, bus akan disegel. Segel itu hanya bisa dibuka oleh otoritas Arab Saudi di Arafah. "Trip pertama 40 orang memakan waktu 5 menit, trip kedua 26 orang 3,4 menit dan 30 orang 5,2 menit. Waktu ini cukup cepat," ujar Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag RI Subhan Cholid.

Meskipun tergolong cepat, Subhan meminta masyariq sebagai menyedia layanan memperhatikan waktu keberangkatan untuk jamaah haji lansia. Mitigasi risiko untuk jamaah lansia, jamaah risiko tinggi (risti) dan dan jamaah disabilitas juga perlu diperhatikan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement