Ustazah Amalina menambahkan, mereka sedang di fase remaja. Remaja masuk kategori pemuda yang harusnya punya semangat dan idealisme tinggi terhadap prinsip-prinsip kebenaran.
Sayangnya, remaja justru tenggelam pada praktik-praktik hedonisme dan narsisme. Mereka mencari perhatian, bahkan sulit sekali mereka membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
"Ini menunjukkan bagaimana kualitas pendidikan yang mereka terima, belum menyasar sampai perilaku yang terdidik maupun karakter yang terdidik. Sudahkah pendidikan yang mereka terima mengajarkan empati dengan serius? Sudahkah pendidikan yang mereka terima mengajarkan konsekuensi atas suatu tindakan," kata Ustazah Amalina.
Ustazah Amalina menegaskan, tentu pendidikan di sini tidak terbatas pada sekolah. Namun, pendidikan dari orang tua ataupun keluarga. Keduanya punya peran untuk membentuk lingkungan pergaulan yang positif bagi remaja, terutama orang tua.
"Tentu sikap para remaja itu tidak muncul tiba-tiba, ini hasil dari pola asuh, pendidikan dan pergaulan di sekeliling mereka," kata Ustazah Amalina.