REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Tim monitoring dan evaluasi (monev) mengapresiasi inisiatif Daerah Kerja (Daker) Madinah membentuk klinik kesehatan sektor. Klinik ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi yang lain.
Anggota Tim Monev Prof Masnun, saat mengunjungi Klinik Kesehatan Sektor di Hotel Abrah Tabah di Madinah, berpendapat, inisiasi untuk melayani jamaah haji lebih dari rutinitas tahunan. Ia pun mengapresiasi inovasi-inovasi baru terkait nyawa dan kesehatan. "Mudah-mudahan ini menjadi uswatun hasanah (contoh yang baik) bagi yang lain," ujar Prof Masnun.
Tim Monev yang hadir dalam kunjungan ke hotel yang berada di Sektor 2 itu di antaranya Dr. Martin Kustatis, Prof Ahmad Muzakki, Subarja, Karo Keuangan dan BMN, Kementerian Agama, Dr. Ahmad Bahiej, Karo Hukum dan KLN, Kementerian Agama dan Hasan Basri Sagala, Kepala Pengendalian Tugas PPIH.
Masnun yang juga yang juga Rektor Universitas Islam Negeri Mataram, itu mengatakan meskipun kecil klinik ini diharapkan memiliki manfaat yang besar. "Walaupun kita tidak berharap bisa terisi setiap hari," selorohnya.
Ia berkata, kehadiran klinik ini juga penting karena bakal ada jamaah haji gelombang dua yang jumlahnya lebih besar. "Apa pun kita prepare yang bagus sehingga sukses hajinya sukses pelaksanaannya dan sukses petugas yang dirindukan," ujarnya.
Karena itu, kata Masnun, pihaknya akan merekomendasikan klinik skala sektor ini didirikan di sektor-sektor lain. Diharapkan klinik skala sektor ini akan menjadi sebuah kebijakan di masa yang akan datang.
Kadaker Madinah Ali Machzumi mengatakan ide awal pendirian klinik ini karena pihaknya melihat jamaah haji memerlukan perawatan di masing-masing sektor. Menurut Ali, sebenarnya ide pembentukan klinik ini sudah muncul sejak tahun lalu.
Idenya, klinik didirikan di setiap hotel. Meski begitu, adanya klinik skala sektor dengan kondisi hotel yang tidak terlalu berjauhan, bisa dimanfaatkan untuk melakukan perawatan pada jemaah yang membutuhkan. "Jamaah yang dalam kondisi sangat darurat bisa langsung ditangani di klinik satelit ini," ujarnya.
Ali berharap klinik ini meski baru terwujud di akhir gelombang pertama, sudah bisa berjalan di gelombang kedua. "Sehingga lebih memberikan manfaat kepada jamaah haji kita di gelombang kedua nanti karena waktunya cukup panjang nanti gelombang kedua kloter-kloter juga lebih banyak daripada gelombang pertama," ujarnya.
Nantinya, kata Ali, klinik sejenis akan didirikan di semua sektor di Madinah yang mencakup lima sektor. "Kami komunikasikan terus. Semoga dalam satu atau dua hari ini akan ada progres di sektor lain," ujarnya.
Keberadaan klinik kesehatan di sektor bisa mengurangu kepadatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Di samping itu, kata dia, keberadaan Klinik Kesehatan Sektor ini juga mengatisipasi keadaan darurat lantaran lokasi KKHI yang cukup jauh ketika jemaah haji membutuhkan perawatan darurat.
Keberadaan Klinik Kesehatan Sektor ini sangat bermanfaat dan letaknya yang dekat dengan hotel jemaah haji membuatnya mudah diakses oleh jamaah haji. "Di Madinah ini (KKHI) cukup jauh ketika jemaah di Madinah membutuhkan kedaruratan awal itu dalam kondisi crowded di jalan raya cukup lama. Sehingga klinik ini sangat bermanfaat," kata dia.
Ditemui di tempat yang sama, Penanggung Jawab Klinik Kesehatan Sektor 2, dr Ricky Atrian mengatakan klinik memiliki fasilitas ruang perawatan dan ruang isolasi. Masing -masing ruang memiliki tiga bed. Selain itu, klinik juga dilengkapi sejumlah peralatan medis seperti neubilizer, EKG, dan alat infus."Klinik ini untuk situasi emergency dan observasi. Jika nanti bekepanjangan nanti akan dirujuk ke rumah sakit," ucap dia.