Ahad 02 Jun 2024 09:11 WIB

Terkenang Mbah Moen, Tokoh RI yang Wafat di Tanah Suci

Jenazah Mbah Moen dimakamkan di Ma'la, Makkah al-Mukarramah.

Batu nisan makam Mbah Moen di Mala.
Foto: MCH
Batu nisan makam Mbah Moen di Mala.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat berada di Tanah Suci, umumnya jamaah haji tidak hanya melakukan syarat dan rukun haji. Mereka juga menyempatkan diri untuk mengunjungi pelbagai tempat yang bernilai sejarah di Makkah maupun Madinah.

Bagi jamaah asal Indonesia, rasanya tak lengkap bila tidak berziarah ke kompleks permakaman di kota suci. Minimal, mereka akan berusaha untuk mengunjungi makam Nabi Muhammad SAW di Madinah.

Baca Juga

Kemudian, ada pula Jannatul Ma'la sebagai salah satu kawasan permakaman yang terkenal di Makkah. Bukan hanya warga setempat, tak sedikit pula orang luar Arab yang jenazahnya dikebumikan di sana.

Di antara mereka adalah KH Maimun Zubair. Sosok yang akrab disapa Mbah Moen itu wafat di Makkah pada saat pelaksanaan haji tahun 2019 lalu. Jenazah pengasuh Pondok Pesantren al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah, itu dimakamkan di Jannatul Ma'la.

photo
KH Maimoen Zubair - (dok wiki)

Mbah Moen lahir di Rembang pada 28 Oktober 1928. Artinya, pada saat wafatnya sang guru bangsa mencapai umur 90 tahun.

Mbah Moen tumbuh besar di lingkungan santri. Saat masih berusia anak-anak, ia mengaji langsung kepada orang tuanya. Ayahnya merupakan murid dari Syekh Said al-Yamani dan Syeikh Hasan al-Yamani al-Makky.

Pada 1945, Maimun Zubair muda memulai pengembaraan intelektual. Ia belajar agama di Pesantren Lirboyo, Kediri, di bawah pengasuhan KH Abdul Karim. Pemuda nan saleh itu juga mengaji kepada KH Mahrus Ali.

Saat usianya menapaki 21 tahun, Maimun muda diantar oleh kakeknya melanjutkan belajar agama di Makkah. Di Tanah Suci, ia belajar kepada antara lain Syekh Yasin al-Fadani.

Setelah pulang ke Tanah Air, Maimun kembali mengaji ke beberapa ulama di tanah Jawa. Di antara guru-gurunya adalah KH Baidhowi, KH Ma'shum Lasem, KH Wahab Chasbullah, KH Muslih Mranggeng (Demak), dan beberapa kiai lainnya.

Sepanjang hidupnya, Maimun telah menunaikan sejumlah ibadah haji. Orang-orang pun menjulukinya Syekh Maimun Zubair al-Hajj.

Menurut penuturan anak-anaknya, Mbah Moen memang berkeinginan meninggal di Makkah. Allah mengabulkan doa sang alim. Hajinya pada 6 Agustus 2019 merupakan ibadah haji terakhirnya.

Mbah Moen meninggal dunia pada hari itu, tepat pukul 04.17 waktu Arab Saudi. Jenazah mantan anggota DPDR Rembang ini dimakamkan di komplek pemakaman Jannatul Ma'la, komplek 70 nomor 151, urutan ke-41.

Tidak semua orang non-Arab bisa dikuburkan di sana. Ada peran lobi pemerintah RI dan sejumlah tokoh Tanah Air sehingga pihak Kerajaan Arab Saudi akhirnya mempersilakan jenazah Mbah Moen dimakamkan di Ma'la.

Mengutip buku Enslikopedia Fiqih Haji dan Umroh karya Gus Arifin, Jannatul Ma'la berada di Jabal As-Sayyidah di kampung Al Hujuun, tepatnya di bawah bukit As-Sayyidah terbentang pemakaman Ma'la. Ketinggian bukit ini 400 m dan berada tidak jauh dari Masjidil Haram.

Di pemakaman Ma'la, dikubur juga sejumlah anggota keluarga Rasulullah SAW. Di antaranya adalah Khodijah (istri pertama Nabi SAW), Qasim bin Muhammad SAW, Abdul Mutholib (kakek Nabi SAW), Abu Thalib (paman Nabi SAW), Abdullah bin Zubair (sahabat Nabi), serta Asma' binti Abu Bakar ash-Shiddiq.

Dan, Mbah Moen bukan satu-satunya orang Indonesia yang jenazahnya dikebumikan di Ma'la. Sejumlah jamaah haji asal negara kita ada dimakamkan di sana. Misalnya, Syekh Nawawi al-Bantani, Syekh Ahmad Khatib Sambas, Syekh Abdul Karim al-Bantani, dan Syekh Muslih Mranggen.

photo
Umat muslim mengangkat jenazah KH Maimun Zubair (Mbah Moen) seusai dimandikan di Masjid Muhajirin Khalidiyah, Mekkah, Selasa (6/8/2019). - (Antara/Hanni Sofia)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement