Jumat 31 May 2024 14:05 WIB

KKHI Makkah Dekatkan Layanan Poli Risti Bagi Jamaah Haji

Layanan Poli Risti melakukan deteksi dini terhadap jamaah memiliki risiko tinggi.

Petugas kesehatan membantu menyuapi seorang calon haji Indonesia saat kegiatan jemput bola Poli Risti (risiko tinggi) Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah di klinik kesehatan Sektor 9, Misfalah, Makkah, Rabu (29/5/2024). Tim dokter spesialis Poli Risti KKHI melakukan jemput bola pasien dengan mendatangi setiap sektor jamaah Indonesia berada untuk melakukan deteksi dini hingga pengobatan bagi pasien berisiko tinggi seperti penyakit jantung, paru, dan penyakit dalam lainnya. 
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Petugas kesehatan membantu menyuapi seorang calon haji Indonesia saat kegiatan jemput bola Poli Risti (risiko tinggi) Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah di klinik kesehatan Sektor 9, Misfalah, Makkah, Rabu (29/5/2024). Tim dokter spesialis Poli Risti KKHI melakukan jemput bola pasien dengan mendatangi setiap sektor jamaah Indonesia berada untuk melakukan deteksi dini hingga pengobatan bagi pasien berisiko tinggi seperti penyakit jantung, paru, dan penyakit dalam lainnya. 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah memulai operasional Poli Risti (risiko tinggi) di sektor-sektor secara bergiliran setiap hari guna mendekatkan layanan kesehatan kepada jamaah haji.   

Dalam keterangan dari Kementerian Kesehatan, layanan berjudul "Mendekatkan Layanan KKHI ke Jemaah" merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh KKHI Makkah. Dengan membuka Poli Risti di sektor-sektor, jamaah risiko tinggi atau risti tidak perlu lagi melakukan perjalanan jauh ke KKHI.  

Baca Juga

Kepala KKHI Makkah Enny mengatakan ini merupakan kegiatan perdana layanan Poli Risti dengan mendatangi seluruh sektor secara bergantian untuk melakukan deteksi dini terhadap jamaah yang memiliki risiko tinggi. Dia mengatakan, Poli Risti KKHI Makkah membuka layanan perdana di sektor 9, yang berlokasi di Hotel Manazil Al Hour 2.

Enny mengatakan, tim yang bertugas di Poli Risti ini adalah tim jaga yang terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam, spesialis jantung dan pembuluh darah, spesialis paru, spesialis kedokteran jiwa, spesialis saraf, atau spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medis. Dia menyebut komposisinya tergantung shift jaga di KKHI, dan minimal setiap Poli Risti terdapat tiga dokter spesialis.  

Menurut Enny, sebelum jamaah datang ke Poli Risti, Tenaga Kesehatan Haji (TKH) diminta untuk melakukan skrining jamaah dengan risiko tinggi (risti) untuk menentukan tingkat risiko mereka. Dia menyebut skrining itu didasarkan pada usia dan penyakit penyerta yang dimiliki jamaah sebelum berangkat, seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit lainnya.   

Setelah itu, TKH melakukan pemeriksaan awal, termasuk tanda-tanda vital dan kondisi fisik terkini pasien. Dari hasil skrining, jamaah dengan kategori risiko tinggi akan diperiksa oleh dokter kloter untuk menentukan apakah pasien layak atau tidak layak dibawa ke Poli Risti.

Dengan skrining ulang, jamaah risiko tinggi dan penyakit penyerta diharapkan tetap dalam kondisi istitha'ah atau mampu untuk melaksanakan ibadah haji. Jamaah yang hasil pemeriksaannya baik akan direkomendasikan untuk bisa melaksanakan ibadah haji.

Jika hasilnya kurang baik dan ada keluhan, jamaah akan dirujuk ke KKHI untuk dievaluasi kembali. Apabila kondisi kesehatan jamaah masih terkendali, TKH akan tetap memantau dan memberikan pendampingan pada saat Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

"Jika jamaah ternyata memiliki komorbid dan terkendali, tetapi karena lansia sehingga kemampuan aktivitas sehari-harinya memerlukan bantuan, maka jamaah dapat direkomendasikan untuk safari wukuf lansia," kata dia.

Pada kesempatan tersebut, Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Makkah Nurul Jamal mengungkapkan saat ini terdapat 23 jamaah haji yang diperiksa di Poli Risti pertama ini dan semuanya dalam kondisi baik. Nurul menyebut mereka hanya memerlukan rawat jalan dan terapi obat.

Dia mengimbau jamaah haji untuk membatasi aktivitas agar tidak kelelahan, minum air putih secara teratur untuk menghindari dehidrasi, dan menambahkan oralit jika membutuhkan. Jamaah juga diimbau untuk segera menghubungi petugas kesehatan jika memerlukan penanganan kesehatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement