Kamis 02 May 2024 19:54 WIB

Mengenal Islam Rusia, Populasi dan Coraknya

Islam di Rusia akhir-akhir ini sering menjadi perbincangan dunia.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Muhammad Hafil
Sekelompok pemuda Tajik melihat seorang fotografer ketika umat Islam berkumpul untuk berdoa di luar Masjid Katedral Moskow selama perayaan hari raya Idul Fitri, sebuah pesta yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia, di Moskow, Rusia, pada pagi hari yang berkabut pada hari Rabu, (10/4/2024).
Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko
Sekelompok pemuda Tajik melihat seorang fotografer ketika umat Islam berkumpul untuk berdoa di luar Masjid Katedral Moskow selama perayaan hari raya Idul Fitri, sebuah pesta yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia, di Moskow, Rusia, pada pagi hari yang berkabut pada hari Rabu, (10/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW--Islam di Rusia akhir-akhir ini sering menjadi perbincangan dunia. Entah karena Islamphobia yang ada di negara tersebut atau beberapa kebijakan politik yang dikeluarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin yang berhubungan dengan agama Islam.

Sejarah Islam di Rusia sangatlah panjang. Agama ini sudah ada di Rusia yang dulunya dikenal dengan nama Uni Soviet sejak berbad-abad lalu. Dilansir dari wam.ae, kontak pertama antara Islam dan Rusia terjadi pada abad pertengahan. Islam masuk ke Rusia melalui jalur perdagangan dan Duta Besar Islam.

Baca Juga

Pada 18 H, Islam masuk ke tanah Kaukasus Timur (kini Azerbaijan). Pada tahun 38 H, Islam telah menyebar ke Kaukasus lalu menemukan lahan subur untuk ekspansi yang berjalan cepat. Seiring berjalannya waktu, negara-negara Islam di Rusia berkembang dan mengalami pertumbuhan dalam jumlah, organisasi, dan praktik keagamaan.

Saat ini, Islam adalah agama terbesar kedua di Rusia dengan sekitar 26 juta pengikut, atau 15% dari total populasi penduduk Rusia. Dan diperkirakan umat Islam Rusia akan mencapai sepertiga populasi Rusia pada tahun 2050.

Mayoritas Muslim di Rusia tinggal di republik Kaukasus Utara, republik Tatarstan dan Bashkortostan, dan ibu kota Moskow. Komunitas Muslim menikmati kebebasan untuk menjalankan ritual keagamaan mereka dan berpartisipasi dalam kegiatan komunitas yang diselenggarakan selama bulan suci ramadhan.

Umat Islam di Rusia menjalankan ritual mereka dengan bebas, dan terdapat tempat khusus untuk berbuka puasa di tempat umum. Acara bersama diselenggarakan antara Muslim dan non-Muslim untuk mempromosikan saling menghormati dan hidup berdampingan secara damai antara budaya yang berbeda.

Rusia adalah rumah bagi banyak masjid bersejarah dan modern yang mencerminkan keragaman budaya dan agama umat Islam di negara tersebut. Moskow, yang dulunya merupakan kota kecil pada abad ke-12, telah menjadi salah satu kota terpenting di Eropa dengan kedalaman sejarah lebih dari 850 tahun. 

Kota ini juga merupakan salah satu kota terpadat di dunia, dengan populasi Muslim mencapai 2,5 juta orang dari total 10,5 juta penduduk. Islam telah menjadi bagian integral dari Rusia, dengan satu Muslim dari setiap empat orang terlihat di jalan. 

Karena itu, masjid bukan sesuatu yang asing di Rusia. Terdapat enam masjid besar di Moskow, serta 20 masjid kecil yang tersebar di seluruh kota.

Bagaimana tentang corak Islam di Rusia? Beberapa pakar melihat Islam di Rusia berbeda dengan Islam di belahan Eropa lainnya. Islam di Rusia lebih moderat dan tidak mengancam terhadap kedaulatan negara. Sebab masyarakat Muslim telah tinggal berabad-abad lamanya di Rusia.

Robert Crews dari Universitas Stanford dalam sebuah diskusi berpendapat bahwa ada model historis umat Islam sebagai warga negara/subyek setia kepada negara Rusia. Ia berargumentasi bahwa Tsar menggunakan Islam sebagai sarana untuk menjamin kesetiaan politik warga Muslim, dan ada banyak contoh Muslim yang aktif dalam kehidupan politik Kekaisaran Rusia. Kecenderungan saat ini yang memandang Muslim Rusia sebagai orang luar dapat dianggap sebagai perkembangan baru, menurut Crews.

Semua pembicara sepakat bahwa peningkatan ekspresi identitas Islam di kalangan kelompok Muslim Rusia baru-baru ini, dalam banyak kasus, bukanlah fenomena anti-Rusia. Shireen Hunter dari Center for Strategic and International Studies menekankan bahwa identitas individu selalu terdiri dari banyak lapisan.

“Ketika kita berbicara tentang penegasan identitas Islam di kalangan Muslim Rusia… Saya pikir hal ini tidak terlalu menentang Rusia atau menentang ke-Rusia-an dalam arti sipil. Saya percaya bahwa sebagian besar [Muslim] merasa berkomitmen terhadap integritas dan kelangsungan hidup Rusia,” katanya dilansir dari wilsoncenter.

Kate Graney dari Skidmore College percaya bahwa sebagian besar Muslim Rusia memiliki interpretasi Islam yang modernis, ekumenis dan berkomitmen pada negara sekuler. Dia berpendapat bahwa pemerintah Rusia harus mendorong kecenderungan moderat di kalangan kelompok Muslim.

Namun, ada pendapat lain yang berbeda termasuk Aleksei Malashenko dari Carnegie Moscow Center. Ia merasa bahwa upaya negara untuk mengembangkan Islam Rusia yang moderat akan gagal karena umat Islam menganggap intervensi negara seperti itu tidak sah.

Saidbaev dan Rustem Shukurov dari Universitas Negeri Moskow sepakat bahwa umat Islam di Rusia toleran dan menolak radikalisme. Namun mereka juga prihatin dengan kurangnya pengajaran dan teologi Islam di Rusia. 

Menurut Shukurov, "konsepsi ideologi Brezhnev yang terkenal, yang menyatakan bahwa seluruh penduduk Uni Soviet pada akhirnya akan membentuk entitas etnis-budaya baru bukanlah sekadar khayalan [T]atheis, mentalitas masih berpengaruh di Rusia di kalangan umat Islam." Kata Shukurov.

Sementara Saidbaev menunjukkan bahwa kurangnya pendidikan Islam pada masa Soviet telah membuat Muslim Rusia terbuka terhadap pengaruh misionaris dari Arab Saudi, Pakistan dan negara-negara Islam lainnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement