Sabtu 20 Apr 2024 23:08 WIB

Pemuda Hidayatullah Tuan Rumah Gelaran Mulazamah dan Halal Bihalal Lintas Komunitas

Acara ini dihadiri oleh beberapa narasumber terkemuka

Pemuda Hidayatullah Tuan Rumah Gelaran Mulazamah dan Halal Bihalal Lintas Komunitas
Foto: dok Pemuda Hidayatullah
Pemuda Hidayatullah Tuan Rumah Gelaran Mulazamah dan Halal Bihalal Lintas Komunitas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Dalam suatu kesempatan diskusi yang berlangsung di Pesantren Hidayatullah Depok pada 20 April 2024, Pemuda Hidayatullah menyelenggarakan acara bertajuk "Mulazamah dan Halal Bihalal Lintas Komunitas". Acara ini dihadiri oleh beberapa narasumber terkemuka, antara lain Hadi Nur Ramadhan, Pendiri Rumah Sejarah Indonesia; Rasfiuddin, Ketum PP Pemuda Hidayatullah; Pizaro Gozali Idrus, Pakar Geopolitik; dan Mas Imam Nawawi, Pegiat Zakat di Laznas BMH.

Pada kesempatan tersebut, Rasfiuddin menyampaikan bahwa agenda ini adalah hasil diskusi yang telah direncanakan sejak akhir Ramadan.

Baca Juga

"Alhamdulillah dapat terwujud saat ini," ucapnya.

Dia menekankan pentingnya kerjasama antara generasi muda dalam menghadapi berbagai tantangan dan masalah yang dihadapi umat Islam saat ini. 

Sementara itu Hadi Nur Ramadhan menyebut bahwa penting kader muda Islam melihat apapun dari perspektif dakwah.

"Semua hal harus dilihat dari perspektif dakwah, dan sebagai pemuda kita adalah generasi penerus perjuangan Islam, penerus gagasan pendiri bangsa," ujarnya melanjutkan.

Dalam kesempatan yang sama, Pizaro menyampaikan pentingnya tradisi diskusi dan literasi dalam menghadapi perkembangan geopolitik global. 

Dia menyoroti pentingnya membaca dan berdiskusi sebagai modal utama, bukan sekadar kekayaan materi. 

"Pendiri bangsa dahulu memiliki tradisi kuat dalam hal membaca buku dan diskusi. Maka mereka superior, karena memang punya modal besar, yaitu gagasan atau narasi Indonesia merdeka. Jadi modal itu ada pada gagasan, bukan sebatas materi," jelasnya.

Pizaro juga membahas situasi konflik antara Israel dan Iran, serta menekankan pentingnya menjaga kewaspadaan terhadap isu global yang berkembang. 

"Himpun data, kaji, baru buat kesimpulan, jangan mudha terjebak oleh fenomena-fenomena permukaan," tegasnya menekankan pentingnya tradisi berpikir mendalam.

Sementara itu, Mas Imam Nawawi mengingatkan pentingnya sejarah dalam menentukan langkah ke depan. 

"Kita harus mempelajari sejarah dan belajar dari pendiri bangsa, serta mempersiapkan diri untuk masa depan Indonesia pada tahun 2045. Menurutnya, identitas para pendiri bangsa adalah tradisi membaca dan berdiskusi, dan saatnya generasi saat ini mengikuti jejak mereka," urainya.

Salah seorang peserta yang juga penggerak di komunias Kampung Sahabat, Neneng, mengamini bahwa anak muda Islam harus mulai mendorong dan tekun dalam aktivitas membaca dan diskusi. 

"Biar anak dari kampung kalau tekun diskusi dan membaca akan menjadi sosok yang bermanfaat ke depannya," ucapnya.

Dengan adanya diskusi lintas komunitas ini, diharapkan para pemuda dapat lebih memahami berbagai isu penting yang dihadapi umat Islam dan masyarakat secara luas, serta dapat berperan aktif dalam mengatasi berbagai tantangan yang ada.

Tanggapan dari peserta pun sangat positif. Seperti Diungkapkan oleh Nida yang pernah aktif sebagai Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia bahwa forum seperti ini perlu terus dirawat untuk menjadi wadah aktualisasi keilmuan dan gerakan kaum muda. 

Senada dengan hal itu Fatimah dari KAMMI Jakarta Selatan juga mengatakan hal yang sama. "Saya sangat setuju forum ini berlanjut," tuturnya antusias. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement