Selasa 16 Apr 2024 23:42 WIB

Ini Alasan Mengapa Republik Islam Iran Kerja Keras Unggul di Bidang Sains dan Teknologi

Iran menyadari betul betapa pentingnya sains dan teknologi

Proyek reaktor nuklir Arak di Iran. Iran menyadari betul betapa pentingnya sains dan teknologi
Foto:

Kedua institusi tersebut menempati posisi strategis karena memiliki dampak sangat luas dan berjangka panjang terhadap kemajuan bangsa. Bahkan, kemajuan ekonomi suatu negara dalam banyak hal bergantung pada perguruan tinggi dan lembaga riset sebagai pelopor pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi, yang memberi kontribusi pada pertumbuhan ekonomi di negara bersangkutan.

Menyadari aspek ini, sejak beberapa dekade yang lalu, negara-negara Asia mencoba mengadaptasi tradisi pengembangan ilmu pengetahuan di negara-negara Barat dengan cara memperkuat perguruan tinggi dan lembaga research and development (R&D).

Di sinilah pentingnya sains dan teknologi. Dari sains teknologi inilah, akan ada inovasi teknologi persenjataan dan modernisasi industri dan lembaga pendidikan menuju satu era global yang sangat menantang dan kompetitif. Dalam konteks ini, dunia Islam mengalami awan hitam yang gelap.

Di tengah suram dan gelapnya potret umat Islam ini, Iran muncul sebagai kekuatan Islam yang menunjukkan kepada dunia bahwa umat Islam tidak akan pernah menyerah terhadap penjajahan Barat dalam segala aspek kehidupan. 

Umat Islam akan terus merumuskan langkah ke depan, mempercepat proses konsolidasi, dan melakukan aksi maksimal dalam memperjuangkan keadilan universal yang telah lama dirampas Barat. Barat tidak ingin disaingi dalam hal apa pun. Karena itu, akan mengancam eksistensi dan dominasinya terhadap dunia internasional.

Namun, Iran tidak peduli dengan ancaman itu. Negara yang terkenal dengan revolusi Islam 1979 dan tokoh kharismatiknya Ayatullah Khomeini yang menjungkirkan kekuasaan Raja Pahlevi yang didukung penuh AS itu ingin membangkitkan semangat juang umat Islam, membangunkan kesadaran dari tidur panjang umat ini, serta mengobarkan spirit kejayaan, keemasan, dan kemenangan umat Islam.

Iran ingin memberikan pelajaran kepada negara-negara Islam bahwa kita punya kekuatan dahsyat yang akan menandingi dan melampaui negara-negara maju jika mampu mengelola dan mengembangkannya secara progresif, produktif, dan kompetitif. Namun, jika umat ini pasif, stagnan, dan tidak kreatif dinamis, masa depan akan semakin suram dan penjajahan Barat tidak akan berkesudahan.

Barat akan terus melakukan eksperimentasi, riset, dan pengembangan bidang-bidang strategisnya, seperti persenjataan, ekonomi, teknologi, dan pendidikannya, tanpa henti. Hal ini tidak mungkin dikejar, kecuali umat ini bangkit mencurahkan semua kemampuan terbaiknya, baik secara individu maupun kelompok, membangkitkan potensi besar yang selama ini dilalaikan, dan menggapai prestasi eksponsional.

Di era modernisasi dan globalisasi sekarang ini, perang sesungguhnya bukanlah perang militer, perang yang sesungguhnya adalah perang teknologi, budaya, pendidikan, politik, dan ekonomi. Umat Islam harus secara masif dan eskalatif memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan, teknologi, ekonomi, dan budayanya.

Jangan sampai umat ini terbelenggu oleh problem dikotomi umum dan agama yang sudah usang. Juga, jangan sampai umat ini tertipu oleh terminologi fardlu ain (kewajiban personal) dan fardlu kifayah (kewajiban kolektif).

Karena menguasai sains teknologi, kedokteran, kedirgantaraan, otomotif, bahasa asing, dan peradaban global adalah umum dan fardlu kifayah, maka spirit mempelajari, mengkaji, mengembang kan, dan meningkatkannya secara masif eskalatif sangat rendah. Akhirnya, umat ini tidak maju. Malah terus di bawah ketiak Amerika dan sekutunya yang selalu menjadi tumbal keganasan dan ketamakannya.

 

*Jamal Ma'mur Asmani,  peneliti Cepdes (Center for Pesantren and Democracy Studies) Jakarta, naskah terbit 2009 di Harian Republika

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement