Kamis 11 Apr 2024 14:40 WIB

Peneliti Ini Sejak Lama Ungkap Perdamaian Negara Arab dan Israel akan Terjadi

Israel bersikap biadab terhadap Palestina.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Massa menggelar aksi solidaritas Doa Untuk Gaza di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Ahad (7/4/2024). Dalam aksinya mereka menggelar doa bersama untuk kebebasan Palestina dari jajahan Israel, mengutuk keras pembunuhan massal yang dilakukan Israel dalam konflik di Palestina, serta menyerukan seluruh umat muslim untuk memboikot semua produk yang terafiliasi dengan Israel sebagai bentuk kepedulian terhadap warga Palestina.
Foto:

Buku ini menyoroti doktrin Zionis dan menjelaskan bagaimana Israel menggunakan frasa dari Taurat, "Tanah yang diinjak kakimu adalah milikmu", untuk menutupi pelanggaran dan kejahatan yang dilakukannya.

Mustafa Mahmoud menggambarkan Nakba Palestina sebagai kejahatan kegagalan yang melibatkan semua orang, mengingat konfrontasi tersebut bukan hanya soal tanah, melainkan soal agama, martabat, dan kelangsungan hidup atau tidaknya suatu negara di masa depan yang mempunyai jejak luas dalam sejarah. 

Lebih lanjut, dalam laporan yang dimuat di Aljazeera, Mahmoud telah memperkirakan bahwa akan terjadi perdamaian antara negara-negara Arab dan entitas Zionis Israel. Namun perdamaian ini sejatinya hanyalah kontrak penyerahan, bukan kesepakatan dan persetujuan. Bagi Mahmoud, ini adalah jalan menuju neraka.

Mahmoud, yang meninggal dunia pada 2009 silam, telah menyerukan kepada negara-negara Arab untuk mewaspadai apa yang sedang direncanakan terhadap mereka melalui pemukiman Zionis. Ia juga mengingatkan agar berhati-hati dalam menghadapi perdamaian yang diminta Israel. 

 

"Lihatlah bagaimana mereka bernegosiasi dengan orang-orang Arab dan menghitung bagian tanah mereka dalam meter dan sentimeter, dan bagian air mereka di atas permukaan air di dalam tanah, di bawah tanah, dan di kedalaman bumi. Mereka ingin menggali masa lalu, masa kini, dan menggali ke dalam otak kita. Tuntutan mereka tidak ada habisnya," tulis Mustafa Mahmoud dalam bukunya "Israil Al Naziyah wa Lughah Al Muharriqah" (Nazi Israel dan Bahasa Holocaust).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement