Sabtu 06 Apr 2024 14:21 WIB

Iran Jadi Negara Penentang Utama Zionis Israel, Ini 16 Fakta Sejarah dan Demografinya

Iran menjadi negara kuat di bawah Revolusi Islam

Rep: Mabruroh / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi perlawanan Iran atas Israel. Iran menjadi negara kuat di bawah Revolusi Islam
Foto:

13. Syah hidup dengan bergelimang harta. Ia juga mencoba menggunakan dana untuk mengubah Iran dalam semalam menjadi apa yang dia gambarkan sebagai negara adidaya kelima di dunia.

Dengan ilusi ini dalam pikirannya, dia menyelenggarakan perayaan besar ulang tahun Raja Cirus the great dengan sangat mewah.

Sebanyak 60 anggota keluarga kerajaan dan kepala negara berkumpul di satu meja besar di Aula Perjamuan.

Di antaranya Pangeran Philip, suami ratu Elizabeth II, Raja Denmark Frederik IX, termasuk Presiden Indonesia Soeharto yang juga hadir dalam perayaan tersebut, dan banyak lagi pemimpin besar lainnya.

Pesta megah ini diselenggarakan pada saat rakyat Iran hidup dalam kemiskinan. Bahkan Ayatullah Khomeini menyebut acara itu sebagai "Festival Setan” karena telah menelan biaya hingga 100 juta dolar AS pada saat itu.

Jumlah anggaran menjadi sorotan dan memicu kekecewaan yang mendalam di antara para buruh, kaum petani, dan kelas menengah yang termuntahkan dalam sebuah ledakan gerakan masa revolusioner dan melakukan pemogokan. Lalu terjadi demo besar-besaran hingga akhirnya menjadi revolusi Iran.

14. Pada puncak gerakan itu, Khomeini sedang berada di Prancis. Khomeini memperoleh dukungan dari golongan pemerintah di Perancis. Singkat sejarah, transisi kepemimpinan dari Syah Muhammad Reza Pahlevi, digantikan oleh gerakan revolusi Islam pimpinan Ayatullah Rohullah Khomeini pada 1979.

Lalu Syah dan istrinya kabur ke berbagai negara berikut dengan perhiasan dan logam mulianya. Syah menderita sakit empedu hingga berujung kompliksi dan membuatnya meninggal di usia 60 tahun di Mesir. Ia makamkan Masjid Al Rifa'i di Kairo.

15. Pada  2022, populasi Iran berjumlah sekitar 86,5 juta namun dalam beberapa tahun terakhir Angkatan kelahiran di Iran telah menurun secara signifikan. Studi memproyeksikan bahwa laju pertumbuhan penduduk Iran akan terus melambat hingga stabil di atas 100 juta pada 2050.

Dilansir dari Carnegie Endowment for International Peace, pada akhir tahun 1980-an, pemerintah revolusioner Iran mengerahkan serangkaian layanan kontrasepsi dan konseling yang kemudian menjadi salah satu program keluarga berencana sukarela yang paling efektif di dunia.

Baca  juga: Diam-Diam Yahudi Israel Siapkan Relawan Khusus Ritual Sapi Merah Saat Gaza Digempur 

16. Tingkat kesuburan total di negara tersebut, jumlah rata-rata anak yang dapat dilahirkan oleh seorang perempuan Iran selama hidupnya turun dari lima setengah anak pada awal program, menjadi dua anak per perempuan sekitar dua dekade kemudian.

Akibatnya, Iran telah memasuki jendela peluang demografis yang menguntungkan secara ekonomi, di mana jumlah penduduk usia kerja dan kena pajak melebihi jumlah anak-anak dan orang tua yang menjadi tanggungan mereka. Transisi ini mempunyai implikasi penting terhadap perekonomian dan politik negara tersebut, serta kebijakan Amerika Serikat terhadap Iran. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement