REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bidang Pengumpulan Rizaludin Kurniawan mengatakan ada temuan menarik, yakni 70 persen muzakki adalah usia 40 tahun ke bawah dan 30 persen adalah usia 40 tahun ke atas. Di kelompok yang muda, ini trennya naik terus.
"Menurut riset Baznas, kelompok menengah Muslim yang sadar zakat akan terus menguat di 2030-2045. Mungkin di sanalah kita bisa mendekati hampir setengahnya (setengah dari potensi zakat nasional)," kata Rizaludin, Selasa malam (26/3/2024).
Berdasarkan hasil penghitungan Baznas, potensi zakat Indonesia mencapai Rp 327 triliun. Potensi ini dinilai masih jauh dari realisasi pengumpulan dana zakat di tahun 2023 yang baru mencapai 10 persen dari potensi atau senilai Rp 33 triliun. Di 2024, Baznas menargetkan dana zakat dapat terkumpul sebesar Rp 41 triliun.
Literasi zakat di masyarakat masih menjadi tantangan dalam upaya mengoptimalkan potensi zakat nasional. "Tantangannya terutama di literasi, sejalan dengan perkembangan ekonomi syariah secara keseluruhan. Di industri ekonomi syariah, memang tantangan ada di literasi syariah. Dan dalam hal ini, literasi zakat," kata Rizaludin.
Menurut riset Baznas, dia menjelaskan sebenarnya masyarakat sudah mengeluarkan zakat langsung sekitar Rp 61 triliun. Zakat tersebut disalurkan secara langsung ke penerima manfaat dan tidak melalui lembaga resmi seperti Baznas.
Oleh sebab itu, Rizaludin mengatakan saat ini terus berupaya agar dana zakat langsung tersebut dapat beralih penghimpunannya di lembaga-lembaga resmi. "Jadi kami terus literasi bahwa ada lembaga pengelola zakat yang berizin. Sekarang jumlahnya (pengelola zakat) hampir sekitar 700-an, baik yang dimiliki pemerintah maupun masyarakat," kata dia.
Rizaludin mengatakan Baznas aktif bekerja sama...