Kamis 14 Mar 2024 20:19 WIB

Sang Politisi Senior Pembenci Islam, Wilders Gagal Jadi Perdana Menteri Belanda

Wilders gagal dapat koalisi menjadi Perdana Menteri.

Rep: Lintar Satria / Red: Nashih Nashrullah
Geert Wilders. Wilders gagal dapat koalisi menjadi Perdana Menteri
Foto:

Setelah dua dekade menjadi oposisi, Wilders tampaknya ingin kembali memimpin negara yang mengklaim masyarakatnya yang toleran. Tapi mengungkapkan agenda-agenda ultra-kanannya.

"Saya ingin kabinet yang benar-benar sayap kanan. Mengurangi suaka dan imigrasi. Rakyat Belanda Nomor 1. Kecintaan pada negara dan pemilih saya lebih besar dan penting dibanding jabatan saya," katanya.

Sudah beberapa tahun terakhir gerakan populis kanan menguat di Eropa. Tapi kemenangan Wilders tetap mengejutkan di Belanda dan di luar negeri. Wilders kerap mendorong untuk melarang pendirian masjid, sekolah Islam dan Alquran.

Namun untuk berkompromi dengan calon mitranya di pemerintahan, pada bulan Januari lalu ia menarik rancangan undang-undang untuk menerapkan larangan-larangan tersebut. Belanda bukan satu-satunya negara Eropa yang kian codong ke kanan.

Partai-partai sayap kanan juga diperkirakan akan memperoleh keuntungan yang signifikan dalam pemilihan parlemen Uni Eropa pada bulan Juni. Partai Chega yang populis mendapatkan lebih dari satu juga suara pemilihan parlemen di Portugal yang digelar Ahad (11/3/2024) lalu dan mendapatkan 48 kursi.

Ketua Partai Chega, Andre Ventura, membuat tujuan yang sama dengan partai-partai sayap kanan lainnya di seluruh benua.

Pada Senin dan Selasa lalu Wilders melakukan pembicaraan dengan para pemimpin People’s Party for Freedom yang berhaluan moderat-kanan, Farmer Citizen Movement yang populis, dan New Social Contract yang moderat.

Dengan Ketua partai New Social Contract Pieter Omtzigt tidak bersedia bergabung dengan Kabinet yang dipimpin Wilders. Kini terdapat kemungkinan keempat partai akan mengambil opsi lain, yaitu kabinet yang terdiri atas para ahli dan politisi atau kabinet minoritas yang mendapat dukungan dari New Social Contract.  

photo
Infografis Islamofobia Makin Memburuk di Eropa - (TRT World/Daily Sabah)

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement