Rabu 13 Mar 2024 23:28 WIB

Tuduhan Pemerkosaan Oleh Hamas yang tak Pernah Terbukti dan Reaksi Para Aktivis

Hamas dituding lakukan pemerkosaan massal pada 7 Oktober lalu

Rep: Lintar Satria / Red: Nashih Nashrullah
Pejuang Hamas, ilustrasi. Hamas dituding lakukan pemerkosaan massal pada 7 Oktober lalu

Media-media Barat seperti the Financial Times, The Guardian, dan The Washington Post mengangkat laporan Patten. Dengan mengatakan terdapat "dasar yang masuk akal" Hamas melakukan kekerasan seksual dalam serangan 7 Oktober lalu.

Namun, Jaringan Solidaritas Feminis untuk Palestina mencatat misi Patten mengakui laporan itu "tidak bersifat investigasi" dan "tidak mengumpulkan informasi dan/atau menarik kesimpulan atas atribusi dugaan pelanggaran yang dilakukan kelompok-kelompok bersenjata tertentu".

Para aktivis menyoroti pernyataan Patten dalam konferensi pers setelah laporan tersebut dipublikasikan.

"Mengingat banyaknya pelaku, Hamas, Jihad Islam Palestina, ada kelompok-kelompok bersenjata lainnya, ada warga sipil, bersenjata dan tidak bersenjata, saya tidak menyebutkan siapa saja yang terlibat, karena waktu itu saya tidak sedang melakukan investigasi," kata Patten saat itu.

Namun para aktivis juga membidik kesimpulan Patten ada "alasan yang masuk akal untuk meyakini telah terjadi beberapa insiden pemerkosaan, termasuk pemerkosaan berkelompok" pada tanggal 7 Oktober.

Secara khusus, mereka mempertanyakan bagaimana ia bisa mencapai kesimpulan ini mengingat tim PBB tidak mewawancarai satu pun penyintas kekerasan seksual, atau menemukan bukti foto.

"Perwakilan Khusus PBB Pramila Patten menyatakan dalam laporannya misinya telah melihat 5.000 foto dan 50 jam rekaman serangan 7 Oktober yang diberikan kepadanya oleh pemerintah Israel dan tersedia dalam sumber terbuka," kata seorang pakar konflik Israel-Palestina Norman Finkelstein di media sosial X.

"Bukti digital yang ditinjau PBB termasuk kamera tubuh, kamera dasbor, ponsel individu, CCTV, dan kamera pengawas lalu lintas," tetapi tidak menemukan satupun contoh kekerasan seksual yang terjadi, catat Finkelstein.

"Bukankah sudah saatnya Sekretaris Jenderal PBB (Antonio) Guterres menunjuk Perwakilan Khusus untuk menyelidiki Pramila Patten?" katanya. 

photo
Angka-Angka Menjelang Badai Al-Aqsa - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement