Ucapan salam seketika terlontar dari mulut saya begitu dia mendekat. Pria itu dengan ramah menjawab salam saya. Saya pun buru-buru memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud kedatangan saya, tapi dengan menggunakan bahasa Inggris.
Pria tersebut sepertinya kurang memahami. Meski demikian, dia tetap mempersilakan dan mengajak saya masuk. Saya sempat berpikir dia hendak melarang saya mendekat ke gerbang masjid. Tapi yang terjadi justru sebaliknya.
Di balik pintu utama Masjid Nanxiapo, terdapat sebuah bilik dengan gaya arsitektur Cina tradisional dan ukiran kaligrafi Arab pada kayu-kayunya. Bilik tersebut menyambungkan gerbang dengan pelataran masjid.
Begitu tiba di dalam, tampak Masjid Nanxiapo sedang menjalani renovasi di beberapa bagian bangunannya. Bangunan Masjid Nanxiapo tak berbeda dengan kelenteng.
Itu merupakan cara mudah untuk membayangkan wujud masjid tersebut. Dari pelataran, terdapat tiga struktur bangunan. Aula utama, tempat shalat berjamaah dilaksanakan, berdiri di bagian tengah. Luasnya mencapai 132 meter persegi.
Selanjutnya...
Ikuti Whatsapp Channel Republika
