Menanggapi hasil penelitian ini, Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Prof Nurul Indarti mengatakan pemberdayaan masyarakat memiliki peran penting untuk meningkatkan kontrol, kemandirian, dan partisipasi dalam kehidupan pelakunya. Tujuannya adalah membantu individu atau kelompok yang kurang berdaya agar dapat mengatasi masalah, memperbaiki kondisi kehidupan, dan mengambil peran aktif dalam pembangunan masyarakat.
"Pemberdayaan masyarakat juga melibatkan proses penghilangan hambatan-hambatan struktural dan sosial yang menghambat individu atau kelompok untuk mencapai potensi penuh mereka," ujar Nurul Indarti.
Kajian semacam ini perlu dilakukan untuk meningkatkan program pemberdayaan yang telah dijalankan. Pembelajaran dalam kaitannya dengan pemberdayaan, tidak hanya satu titik, namun berkelanjutan.
"Kajian ini bisa direplikasi oleh lembaga lain atau di daerah lain," ucap dia.
Ketua Kelompok Tani Ngudi Sari dan perwakilan penerima manfaat yang sukses menjalankan usaha Mocaf, Warti menceritakan, awalnya singkong hanya bisa dijual murah. Ia pun bersama teman-teman berupaya membuat tepung mocaf dan berbagai olahan lainnya. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui dalam pengolahan tersebut.
"Harapan kami, seluruh lapisan masyarakat bisa mengenal tepung mocaf sehingga bisa terjual dengan pasar yang luas dan menyejahterakan keluarga dan masyarakat lainnya," ujar Warti.
Berdasarkan data capaian Indikator Kinerja Aksi Layanan (IKAL) Lazismu nasional tahun 2022, sebanyak 1.742 pelaku UMKM telah diberdayakan oleh Lazismu di seluruh Indonesia. Model kegiatan pemberdayaan yang dijalankan di antaranya adalah pemberian modal, alat usaha, pelatihan-pelatihan manajemen usaha kecil, pembentukan kelompok usaha, dan pendampingan langsung kepada pelaku usaha.
Pada pilar ekonomi, Lazismu menjalankan berbagai program, di antaranya adalah Pemberdayaan UMKM, Masyarakat Ternak Mandiri, Tani Bangkit, Ketahanan Pangan Keluarga, serta Keuangan Mikro.