REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Universitas Al Azhar Mesir melatih 40 peserta daurah (short course) yang difasilitasi Lazis Assalam Fil Alamin (ASFA) selama 60 hari. Mereka dibekali sejumlah pengetahuan keislaman yang strategis untuk dakwah kearifan Islam di Tanah Air.
Program daurah kerja sama ASFA dan Al Azhar ini merupakan kebanggaan umat Islam. “Insya Allah melalui program ini, para peserta mendapatkan inspirasi untuk melanjutkan dakwah bil hikmah wal mauizhah hasanah seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dan orang-orang shaleh,” kata Direktur Al Azhar Islamic Research Academy Prof Dr Hasan Salah Saghir di Kampus Al Azhar Mesir pada Kamis (15/2/2024)
Pihaknya memastikan para kader kebanggaan umat Islam di Indonesia ini akan sungguh-sungguh mencari ilmu dan berinteraksi dengan para guru yang ada. Interaksi ini merupakan proses transfer ilmu, keterampilan, dan akhlak, yang membentuk kepribadian para peserta.
Prof Hasan menjelaskan, mereka semakin termotivasi untuk belajar, melatih diri dengan keterampilan baru, dan juga dibiasakan berakhlak mulia. Juga diharapkan semakin giat beribadah sehingga selalu berada dalam perlindungan dan ridha Allah.
Ketua Divisi Kerja Sama Antarlembaga Lazis ASFA Zulfikar Ganna Priyangga menjelaskan peserta daurah mencapai 40 orang. Mereka merupakan pendakwah, guru pesantren, dan tokoh masyarakat yang menghidupkan ekosistem keislaman di masyarakat.
“Ada yang dari Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat. Semuanya sudah kami seleksi dan berkomitmen untuk cinta Tanah Air, dan akan mendakwahkan kearifan Islam di masyarakat,” kata alumnus Universitas Al Azhar Mesir tersebut.
Selama dua bulan di sana, para peserta akan dibekali pengetahuan Bahasa Arab langsung dari penutur aslinya. Dengan begitu, mereka mendapatkan gaya berbahasa Arab seperti masyarakat Timur Tengah. Juga dilatih tahsinul qiraah Alquran beserta tajwidnya.
Yang lebih menarik, mereka juga akan mendapatkan pengetahuan bagaimana mengeluarkan fatwa berdasarkan pengalaman ulama Al Azhar dan Negara Mesir. Produk fatwa Al Azhar bukan sekadar jadi pedoman masyarakat Mesir, tapi juga lembaga fatwa berbagai negara di dunia.
“Mesir merupakan kiblat fatwa umat Islam di berbagai kawasan. Saat ini para kader yang kami fasilitasi dibimbing langsung oleh tokoh-tokoh yang terlibat dalam pengeluaran fatwa di negeri para nabi tersebut,” kata Zulfikar.
Selesai mengikuti daurah, mereka akan kembali ke Tanah Air. Kemudian menyebarluaskan ilmu yang didapat selama di Mesir, untuk membangun kehidupan yang lebih baik.
Sejak awal 2024, Lazis ASFA menyelenggarakan program daurah di dalam dan luar negeri. Pertama daurah di Sulaimaniyah Turki untuk pembelajaran tahfidz Alquran dan bacaan Alquran bersanad. Kedua di Arab Saudi untuk pembelajaran Bahasa Arab. Ketiga di Al Azhar Mesir yang dibersamai Ustaz Zulfikar, dan terakhir di Universitas Darussalam (Unida) Gontor melalui Program Kaderisasi Ulama (PKU). Para peserta tidak dipungut biaya sepeser pun.
Selain itu, ASFA juga memberikan beasiswa kepada ribuan pelajar mulai tingkat sekolah hingga program doktoral. Mereka mencari ilmu di dalam dan luar negeri. Semuanya diharapkan menjadi SDM berkualitas yang akan membawa negeri ini kepada Indonesia Emas 2045.