Ahad 11 Feb 2024 23:17 WIB

Mesir Ancam Batalkan Perjanjian Damai Jika Israel Serang Rafah

Netanyahu menyarankan warga sipil di Rafah dapat melarikan diri ke utara.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina menyaksikan kehancuran pascaserangan udara Israel di Rafah, Jalur Gaza, Jumat, 9 Februari 2024.
Foto:

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan Rafah, yang biasanya merupakan rumah bagi kurang dari 300 ribu orang, sekarang menampung 1,4 juta lebih orang yang melarikan diri dari pertempuran di tempat lain dan sangat penuh sesak.

Netanayahu mengatakan Hamas masih memiliki empat batalion di sana. "Mereka yang mengatakan bahwa dalam keadaan apa pun kita tidak boleh memasuki Rafah pada dasarnya mengatakan kalah perang, pertahankan Hamas di sana," katanya kepada ABC News.

Israel telah memerintahkan sebagian besar penduduk Gaza untuk melarikan diri ke selatan dengan perintah evakuasi yang mencakup dua pertiga wilayah, bahkan ketika Israel secara teratur melakukan serangan udara di semua wilayah, termasuk Rafah. Serangan udara di kota dalam beberapa hari terakhir telah menewaskan puluhan orang Palestina, termasuk wanita dan anak-anak.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada Ahad (11/2/2024) bahwa mayat 112 orang yang meninggal di seluruh wilayah telah dibawa ke rumah sakit dalam 24 jam terakhir, serta 173 orang yang terluka. Kementerian tidak membedakan antara warga sipil dan pejuang tetapi mengatakan sebagian besar dari mereka yang meninggal adalah wanita dan anak-anak.

Perang dimulai dengan serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober. Lebih dari 100 sandera dibebaskan pada November selama gencatan senjata selama seminggu dengan imbalan 240 tahanan Palestina.

Hamas mengatakan tidak akan melepaskan lagi kecuali Israel mengakhiri serangannya dan menarik diri dari wilayah tersebut. Itu juga menuntut pembebasan ratusan tahanan Palestina, termasuk militan senior yang menjalani hukuman seumur hidup.

Netanyahu telah dengan keras mengesampingkan kedua tuntutan tersebut, mengatakan Israel akan terus berjuang sampai "kemenangan total" dan kembalinya semua tawanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement