Jumat 09 Feb 2024 19:38 WIB

NU dan Muhammadiyah Minta Dorongan Masyarakat Agar Pemilu Berjalan Jujur dan Adil

Mereka berharap tak ada kecurangan dalam proses pesta demokrasi.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Gita Amanda
Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Kiri) dan Sekum Muhammadiyah (tengah) Abdul Muti dalam Jumpa Pers Menyikapi Pilpres 2024, di Hotel Century Senayan Jakarta, Jumat (9/2/2024).
Foto: Republika/Rahmat Fajar
Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Kiri) dan Sekum Muhammadiyah (tengah) Abdul Muti dalam Jumpa Pers Menyikapi Pilpres 2024, di Hotel Century Senayan Jakarta, Jumat (9/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu pemilihan umum yang jujur dan adil terus digaungkan oleh berbagai kelompok masyarakat jelang pencoblosan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2024 14 Februari mendatang. Mereka berharap tak ada kecurangan dalam proses pesta demokrasi.

Sekreraris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan dorongan masyarakat agar Pemilu berjalan jujur dan adil perlu diapresiasi dan direspon secara bijak. Masyarakat, kata Gus Ipul, harus ikut mengawal prosesnya demi menciptakan Pemilu yang jujur dan adil.

 

Gus Ipul mengapresiasi langkah yang dilakukan Ainun Najib dengan membuat aplikasi KawalPemilu. Menurut Gus Ipul hal tersebut salah satu cara agar proses Pemilu berlangsung secara jujur dan adil. Namun demikian Gus Ipul melihat sudah banyak instrumen untuk mengawal proses itu baik melalui saksi resmi maupun dari masyarakat luas.

 

"Mari kita kawal bersama agar Pemilu kita ini benar-benar jujur, adil, transparan terbuka sesuai dengan ketentuan yang ada," ujar Gus Ipul dalam jumpa pers menyikapi Pilpres 2024, di Hotel Century Senayan, Jakarta, Jumat (9/2/2024).

 

Sejauh ini Gus Ipul percaya bahwa semua elemen bertindak sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Sebagai orang yang sudah pengalaman proses pemilihan langsung, Gus Ipul mengatakan sudah ada aturan main yang harus dijalankan seperti sanksi yang harus diberikan apabila terjadi pelanggaran.

 

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti menilai berbagai suara kecurangan dari beberapa elemen terkait proses Pemilu 2024 merupakan sebuah peringatan awal saja agar jujur dan adil. Tetapi ia menilai semua kelompok masyarakat memang perlu mengawal agar jika terdapat indikasi kecurangan dapat dicegah lebih awal.

 

Pilpres 2024 diikuti oleh tiga pasangan calon yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. NU dan Muhammadiyah sebagai dua Ormas Islam terbesar di Indonesia berperan besar dalam menciptakan Pemilu jujur dan adil.

 

Suara NU dan Muhammadiyah juga sebagai penyejuk masyarakat di tengah-tengah panasnya tensi politik jelang pencoblosan. Karena itu, mereka berharap masyarakat terus mengawal proses Pemilu dan penyelenggara melaksanakan tugasnya secara amanah. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement