Kamis 08 Feb 2024 14:38 WIB

Gerilyawan Muslim dan Pemerintah Thailand Sepakat Akhiri Kekerasan

Kedua pihak mengadakan perundingan selama dua hari di Kuala Lumpur.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Pattani Thailand, menjalankan ibadah Shalat Id di sebuah masjid di Provinsi Pattani, Thailand Selatan.
Foto:

Lebih dari 7.000 orang meninggal dalam kekerasan di provinsi Yala, Pattani dan Narathiwat yang mayoritas penduduknya beretnis Melayu dan Muslim di Thailand sejak 2004. Populasi di provinsi-provinsi tersebut 80 persen penduduknya beragama Islam, sementara wilayah lain di negara ini mayoritas penduduknya beragama Buddha.

Provinsi tersebut merupakan wilayah kesultanan Melayu yang beragama Islam sebelum dianeksasi oleh Thailand pada 1909. Pertempuran terjadi sesekali.

Muslim Melayu menuduh pasukan keamanan melakukan pelanggaran rutin, termasuk penahanan yang berkepanjangan dan sewenang-wenang tanpa tuduhan serta pembunuhan di luar proses hukum. Muslim Thailand Selatan yang etnis, budaya dan bahasanya berbeda dari mayoritas Budha percaya mereka diperlakukan sebagai warga negara kelas dua.

Mereka mendapat simpati dari banyak warga Malaysia dimana sekitar 60 persen di antaranya adalah Muslim. Ketua Barisan Revolusi Nasional Melayu Patani Anas Abdulrahman mengatakan ia memiliki harapan besar terhadap solusi jangka panjang di bawah pemerintahan baru Thailand yang dipimpin Perdana Menteri Srettha Thavisin.

Pemerintah Thailand tahun lalu menunjuk Chatchai Bangchuad, warga sipil pertama yang memimpin perundingan tersebut. Chatchai mengatakan penandatanganan rencana perdamaian bergantung pada hasil diskusi teknis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement