Sabtu 03 Feb 2024 11:49 WIB

Menlu RI: Indonesia akan Terus Dukung Palestina Apa pun Tantangannya 

Isu UNRWA turut dibahas Retno dalam pertemuan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Setyanavidita livicansera
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi tegaskan Indonesia konsisten mendukung Palestina di Markas PBB.
Foto: Tangkapan Layar/VOA
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi tegaskan Indonesia konsisten mendukung Palestina di Markas PBB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan dukungan kepada Palestina ketika berpartisipasi dalam European Union Indo-Pacific Ministerial Forum yang digelar di Brussels, Belgia, Jumat (2/2/2024). Dia menyerukan Uni Eropa terlibat dalam upaya menghentikan kekejaman yang berlangsung di Palestina.

“Saya menegaskan di dalam pernyataan bahwa Indonesia tidak akan tinggal diam dan akan terus membantu perjuangan bangsa Palestina mendapatkan haknya, apa pun tantangan yang harus dihadapi, dan saya menyerukan kepada Uni Eropa untuk menggunakan nurani menghentikan kekejaman di Palestina,” kata Retno dalam keterangan persnya yang dirilis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Sabtu (3/2/2024).

Baca Juga

Retno menambahkan, sebagai pendukung hukum internasional, Uni Eropa harus konsisten dalam isu Palestina. Ia menyebut, konsistensi antara nilai dan perbuatan menunjukkan moralitas sesungguhnya.

Retno mengungkapkan, pada akhir pernyataannya di European Union Indo-Pacific Ministerial Forum, dia menyampaikan bahwa ASEAN dan Uni Eropa harus berada di garda depan dalam menjaga konsistensi menghormati hukum internasional. Menurutnya, hal itu penting guna mencegah “the mighty takes all”.

“Hal ini termasuk di dalam isu Palestina, di mana lebih dari tujuh dekade bangsa Palestina terus menghadapi ketidakadilan,” ujarnya. Dalam lawatannya ke Brussels, Menlu RI juga menghadiri ASEAN-European Union Ministerial Meeting ke-24.

Dalam pertemuan tersebut, Retno meminta negara-negara yang telah memutuskan menangguhkan pendanaan bagi Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mempertimbangkan lagi keputusannya. “Di dalam kesempatan itu (ASEAN-European Union Ministerial Meeting), Indonesia juga menyampaikan appeal agar negara-negara yang menunda dukungan keuangan ke UNRWA untuk dapat mempertimbangkan kembali posisinya. Jangan sampai keputusan tersebut menjadi collective punishment kepada rakyat Palestina,” kata Retno. 

Langkah sejumlah negara menangguhkan pendanaan untuk UNRWA dipicu oleh dugaan keterlibatan sejumlah staf tersebut dalam serangan dan operasi infiltrasi Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. “Indonesia mendukung dibentuknya investigasi yang independen, kredibel, dan transparan untuk membuktikan tuduhan yang disampaikan kepada sejumlah pekerja UNRWA secara appropriate,” ujar Retno.

Isu UNRWA turut dibahas Retno ketika melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah menlu negara anggota Uni Eropa, seperti Belanda, Belgia, Slovenia, dan Finlandia. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, Retno menekankan pentingnya peran UNRWA bagi rakyat Palestina.

Belasan negara, termasuk di dalamnya Jerman, Swiss, Italia, Kanada, Finlandia, Australia, Inggris, Belanda, Amerika Serikat (AS), Prancis, Austria, dan Jepang, telah menangguhkan pendanaan mereka untuk UNRWA. Langkah itu diambil sebagai respons atas dugaan adanya 12 staf UNRWA yang terlibat dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. UNRWA telah mengumumkan bahwa mereka sudah memutuskan kontrak dengan para staf terkait.

Jika aliran pendanaan disetop, UNRWA terancam tidak bisa lagi menyalurkan bantuan kepada para pengungsi Palestina, termasuk mereka yang berada di Jalur Gaza, setelah akhir Februari 2024.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement