Ahad 28 Jan 2024 20:10 WIB

Tiga Jalan Sunyi Menuju Kematian dan Menghadap Allah SWT Kelak

Kematian merupakan keniscayaan untuk setiap makhluk

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Ziarah kubur (ilustrasi). Kematian merupakan keniscayaan untuk setiap makhluk
Foto:

Setiap tingkat menghasilkan kebahagiaan dan kegembiraan yang lebih besar bagi hamba, dibandingkan dengan tingkat yang lebih rendah darinya.

Perasaan ini tidak dapat dijelaskan secara tepat tetapi hanya dapat dialami dengan hati. Demikianlah tingkat keimanan yang berbeda-beda.

Adapun cabang-cabang keimanan itu banyak sekali, sedangkan akarnya ada tiga. Yakni beriman kepada Allah SWT, beriman kepada hari akhir, dan beriman kepada kebenaran Rasulullah SAW.

Iman yang utuh kepada Allah SWT mencakup keyakinan terhadap sifat-sifat-Nya sebagaimana dijelaskan dalam Alquran tanpa digabungkan dengan inovasi, ketidakpastian, kebimbangan atau keraguan.

Hendaknya seseorang mengimani bahwa Dia mempunyai ilmu Yang Mahasempurna dankemampuan yang mutlak, bahwa kehendak-Nya selalu terwujud dan mujarab (tanpa kecuali), dan hendaknya seseorang menegaskan dengan yakin apapun sifat-sifat mulia-Nya.

Hendaknya seseorang beriman sehubungan dengan Hari Akhir bahwa seseorang akan diberi balasan sesuai dengan perbuatannya, diberi pahala atas ketaatannya kepada Allah SWT, dan hukuman atas ketidaktaatannya.

Jika seseorang memahami dan mengimani hal ini, maka hal ini cukup bagi seorang hamba, dan tidak wajib baginya untuk mengetahui lebih jauh tentang hari kiamat selain ini.

Hendaknya seseorang meyakini bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang jujur dalam segala hal yang diajarkannya. Jika seseorang beriman, meskipun ia tidak mengetahui secara rinci ajarannya selain yang wajib, maka cukuplah bagi seorang hamba.

Baca juga: Ingin Segala Urusan Dipermudah Allah SWT? Baca Doa dari Alquran Berikut Ini

Inilah yang dimaksud dengan mempersiapkan kematian, dan Allah SWt memberikan kesuksesan kepada mereka yang berusaha mempersiapkan diri untuk perjalanan ke depan.

Ditulis oleh Imam Muhammad bin Muhammad Abu Hamid al-Ghazali atau yang dikenal sebagai Imam Al-Ghazali, diterjemahkan oleh Shazia Ahmad, dipublikasikan di laman About Islam pada 18 Januari 2024.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement