Jumat 19 Jan 2024 12:26 WIB

Mengapa Iran dan Pakistan Serang Balochistan?

Pemberontakan juga menjadi titik ketegangan antara Pakistan dan Iran.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Seorang pria menggantung Landhi, daging kering tradisional untuk dijual di sebuah toko di Pishin, Balochistan, Pakistan, (29/12/2023).
Foto: EPA-EFE/FAYYAZ AHMAD
Seorang pria menggantung Landhi, daging kering tradisional untuk dijual di sebuah toko di Pishin, Balochistan, Pakistan, (29/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BALOCHISSTAN -- Balochistan merupakan wilayah dengan identitas dan sejarah tersendiri yang kini terbagi di tiga negara, Pakistan, Iran dan Afghanistan. Pekan ini Iran dan Pakistan meluncurkan serangan lintas batas ke negara tetangga masing-masing di area Balochistan.

Nama wilayah itu diambil dari etnis Baloch yang mendiami wilayah tersebut berabad-abad yang lalu. Sejak lama wilayah ini diperebutkan dan dipecah belah oleh para penguasa termasuk Persia dan Inggris.

Baca Juga

Dikutip dari the Guardian, Jumat (19/1/2024), sebagian besar wilayah ini terletak di barat daya Pakistan yang bergabung dengan negara itu setelah kemerdekaan tahun 1948. Meski provinsi terbesar di Pakistan, Balochistan juga provinsi yang paling sedikit populasinya.

Balochistan mencakup 44 persen dataran Pakistan, tetapi sebagian besar hanya gurun dan wilayah yang paling terbelakang dan dilanda berbagai masalah selama puluhan tahun. Balochistan memiliki sejarah perlawanan pada pemerintah Pakistan.

Pemberontakan bersenjata untuk meraih kemerdekaan orang Baloch dimulai pada 1948 lalu muncul kembali pada tahun 1950-an, 1960-an, 1970-an, dan 2023. Masyarakat Balochistan merasa daerah mereka diabaikan dalam pembangunan dan representasi politik, memicu sentimen terhadap pemerintah berkuasa.

Dalam merespons pemberontakan ini militer, paramiliter dan pasukan intelijen Pakistan menjalan operasi kontra-pemberontakan dan menerapkan langkah-langkah keras di wilayah tersebut. Puluhan ribu orang "dihilangkan", disiksa, dan dibunuh tanpa ada pihak yang bertanggung jawab.

Pemberontakan juga menjadi titik ketegangan antara Pakistan dan Iran. Kedua belah pihak saling menuduh satu sama lain menyembunyikan separatis. Serangan lintas batas telah menewaskan sejumlah tentara, petugas polisi, dan warga sipil selama lima tahun terakhir.

Iran menuduh Pakistan mengizinkan separatis sunni Jaish al Adl (JAA) beroperasi dengan bebas di Balochistan dan menggelar serangan ke otoritas Iran. Pada Desember 2023, 11 polisi Iran tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan JAA di kantor polisi di Provinsi Sistan-Baluchestan di Iran.  

Meski dua negara tetangga itu saling tukar tuduhan, biasanya Iran hanya menggelar serangan tingkat rendah. Keputusan Iran menggelar serangan udara skala besar ke markas JAA di Pakistan menandai memicu eskalasi di perbatasan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Keputusan Pakistan untuk meresponnya pada Kamis (18/1/2024) kemarin, dengan drone dan roket ke wilayah Iran juga tidak pernah terjadi sebelumnya. Aksi saling serang itu membawa hubungan dua negara mayoritas Muslim itu ke tingkat terendah dalam beberapa tahun terakhir, dan memicu kekhawatiran menyebarnya instabilitas di kawasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement