REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken bertemu dengan pemimpin Turki dan Yunani untuk mulai tur diplomasi Gaza yang akan berlangsung selama satu pekan. Langkah ini diambil ketika perang Israel di Gaza mulai meningkatkan ketegangan di seluruh kawasan.
Diplomat tertinggi pemerintah Presiden Joe Biden itu berbicara dengan Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan di Istanbul. Kemudian dijadwalkan bertemu Presiden Tayyip Erdogan, salah satu pemimpin dunia yang paling kritis terhadap operasi militer Israel di Gaza. Pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan Blinken juga diperkirakan akan membahas proses ratifikasi keanggotaan Swedia ke Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Pemerintah AS mulai frustasi dengan lamanya proses tersebut.
Namun pejabat AS yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan kini Washington yakin Ankara akan segera menyetujui aksesi Swedia ke NATO setelah komisi hubungan luar negeri Turki mulai mendukungnya bulan lalu. Anggota parlemen AS menahan penjualan pesawat jet F-16 ke Turki sampai Ankara menandatangani keanggotaan Swedia ke NATO. Swedia yang bersama Finlandia mengajukan keanggotaan NATO setelah Rusia menggelar invasi ke Ukraina pada awal 2022 lalu akan menjadi anggota ke-31 aliansi pertahanan itu. Finlandia sudah bergabung tahun lalu.
Blinken dijadwalkan akan bertemu Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis di Pulau Kreta. Yunani yang merupakan anggota NATO masih menunggu persetujuan Kongres AS untuk membeli pesawat jet F-35. "Kami akan membahas masalah ini, saya pikir akan ada perkembangan positif," kata Menteri Luar Negeri Yunani George Gerapetritis pada stasiun televisi Yunani, Skai, Sabtu (6/1/2024).
Perang di Gaza pecah setelah kelompok pembebasan Palestina, Hamas menggelar serangan mendadak ke Israel. Tel Aviv membalasnya dengan serangan udara dan darat yang sudah menewaskan 22.600 orang Palestina.
Konflik juga menyebar ke daerah pendudukan Tepi Barat, Lebanon dan jalur pelayaran Laut Merah. Blinken berharap pembicaraan mengenai bagaimana Gaza dikelola nantinya juga menghasilkan kemajuan.
Israel mengaku tujuan utama operasi militer ke Gaza untuk menumpas Hamas dan membebaskan sandera yang ditawan kelompok itu pada 7 Oktober 2023. Pejabat AS mengatakan Washington berharap negara-negara kawasan termasuk Turki memainkan peran dalam rekonstruksi, pemerintahan dan keamanan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas sejak 2007.