Kamis 04 Jan 2024 17:15 WIB

Guru Agama Harus Jadikan Perpustakaan Sebagai Tempat Belajar

Siswa sekolah harus dibiasakan memanfaatkan referensi perpustakaan.

Sejumlah anak membaca buku di mobil perpustakaan keliling di Kawasan Jalan Bonang, Menteng, Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah anak membaca buku di mobil perpustakaan keliling di Kawasan Jalan Bonang, Menteng, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kapuas Suwarno Muriyat mengajak para calon guru Pendidikan Agama Islam di daerah setempat agar melakukan perubahan paradigma terhadap perpustakaan.

"Jika semula dianggap sebagai gudang buku, kini perpustakaan bertransformasi menjadi wadah memberdayakan masyarakat dengan pendekatan teknologi informasi atau digitalisasi literasi," katanya di Kuala Kapuas, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, Rabu (3/1/2024).

Baca Juga

Dengan bertransformasi, katanya, perpustakaan akan berperan semakin signifikan dalam meningkatkan kemampuan masyarakat mengubah kualitas hidupnya menjadi lebih baik menuju kesejahteraan.

Dia mengatakan hal itu saat menjadi pemateri pada Pembekalan dan Pelepasan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan XXVI Tahun Akademik 2023/2024 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Kuala Kapuas.

Pria penulis puluhan buku itu, mengatakan tempat, koleksi, pengelola, dan kegiatan perpustakaan harus mampu menemukan keterkaitan yang erat antara bacaan dan aktivitas keseharian para pemustaka desa, lembaga pendidikan, dan keagamaan.

Dalam kegiatan secara interaktif selama dua jam ini, terungkap keinginan peserta yang akan diterjunkan ke 38 desa di tiga kecamatan, yakni Basarang, Kapuas Barat, dan Mantangai, untuk menghadirkan layanan mobil perpustakaan keliling dalam kegiatan literasi.

"Prinsipnya kami siap mengirim mobil perpustakaan keliling berikut para pustakawan membawa bahan bacaan, baik buku maupun aplikasi, ke lokasi kegiatan mahasiswa di desa," kata Suwarno Muriyat.

Sebelumnya, para mahasiswa melakukan observasi terkait dengan minat dan kebutuhan bacaan perpustakaan setempat, sehingga kegiatan yang dimaksud dapat membangun budaya literasi berbasis inklusi sosial.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement