REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Dalam pernyataannya, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengecam pernyataan dua anggota kabinet pemerintah Israel yang mendorong pengusiran warga Palestina keluar Gaza. Pernyataan itu juga membuat dunia Arab khawatir pengusiran besar-besaran rakyat Palestina seperti yang terjadi saat pendirian negara Israel tahun 1948.
"Amerika Serikat menolak pernyataan baru-baru ini dari Menteri Israel Bezalel Smotrich dan Itamar Ben Givr, yang mengadvokasi pemukiman kembali warga Palestina di luar Gaza," kata Departemen dalam pernyataan yang Republika terima, Rabu (3/1/2024).
Departemen menambahkan retorika ini bersifat menghasut dan tidak bertanggung jawab.
"Kami telah mendapatkan informasi berulang kali dan secara konsisten dari pemerintah Israel, termasuk oleh Perdana Menteri, bahwa pernyataan semacam itu tidak mencerminkan kebijakan pemerintah Israel. Pernyataan tersebut harus segera dihentikan," demikian pernyataan Departemen.
Dalam pernyataan tersebut, Departemen kembali menegaskan pendirian Washington yang sudah jelas, konsisten, dan tegas bahwa Gaza adalah tanah Palestina dan akan tetap menjadi tanah Palestina. Namun AS juga menegaskan Hamas tidak boleh mengendalikan masa depan Gaza dan tanpa kelompok teroris yang bisa mengancam Israel.
"Itu adalah masa depan yang kami harapkan, demi kepentingan warga Israel dan Palestina, kawasan sekitarnya dan dunia," kata Departemen.
Menteri Keuangan Smotrich, salah satu tokoh senior dalam koalisi sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Pada Ahad (31/1/2023) lalu ia menyerukan agar warga Palestina di Gaza meninggalkan pemukiman yang terkepung itu. Menteri Keamanan Nasional Ben-Gvir juga mengatakan perang di Gaza memberikan "kesempatan untuk berkonsentrasi mendorong migrasi penduduk Gaza."