Selasa 26 Dec 2023 16:21 WIB

Catatan Dunia Islam 2023: Perang Gaza dan Islamofobia, Sentimen Anti-Muslim Melonjak

Sentimen anti-Muslim meningkat di Eropa dan Amerika Serikat

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Salwan Momika (R) menginjak Alquran (ilustrasi). Sentimen anti-Muslim meningkat di Eropa dan Amerika Serikat
Foto:

Salwan Momika, warga Irak, juga membakar kitab suci umat Islam di bawah perlindungan polisi di depan Masjid Stockholm pada 28 Juni 2023, bertepatan dengan hari pertama libur Idul Adha.

Momika, pada 20 Juli di depan Kedutaan Besar Irak di Stockholm dan pada 31 Juli di depan gedung Parlemen Swedia, menginjak-injak Alquran dan bendera Irak di bawah perlindungan polisi. 

Dia terus membakar Alquran di berbagai lokasi di Stockholm pada 25, 26, 27, dan 29 Agustus di bawah perlindungan polisi.

Dewan Hak Asasi Manusia PBB mengatakan provokasi pembakaran Alquran di Eropa memicu ujaran kebencian dan meningkatkan diskriminasi. Dewan juga menyatakan bahwa sesi-sesi mendatang akan membahas tindakan kebencian agama secara lebih rinci.

Menyusul pengumuman Menteri Pendidikan Gabriel Attal pada 27 Agustus bahwa penggunaan abaya oleh perempuan di sekolah akan dilarang, Asosiasi ADM, yang mengadvokasi hak-hak umat Islam, membawa larangan tersebut ke Dewan Negara.

Dewan Negara di Prancis menolak permintaan penangguhan larangan tersebut pada 7 September. Dewan berargumentasi bahwa pelajar perempuan mengenakan abaya dan pelajar laki-laki mengenakan kamis, tunik tradisional, karena alasan agama.

Menteri Olahraga, Amelie Oudea-Castera mengumumkan bahwa tidak ada wanita Prancis di delegasi Prancis yang diizinkan mengenakan jilbab selama Olimpiade Paris.

Juru bicara Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, Marta Hurtado, menjawab bahwa larangan tersebut tidak dapat dibenarkan. “Kantor Hak Asasi Manusia secara umum menekankan bahwa tidak seorang pun boleh mendikte apa yang boleh atau tidak boleh dikenakan oleh seorang perempuan,” katanya.

Sebuah laporan yang diterbitkan pada November mengenai sentimen anti-Muslim di Jerman mencatat bahwa satu dari setiap dua orang di negara tersebut menyetujui atau menggunakan ekspresi yang mengandung “kebencian anti-Muslim.”

Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser mengumumkan bahwa sentimen anti-Muslim telah meningkat baru-baru ini dan mekanisme serta pusat konsultasi yang mendokumentasikan hal tersebut akan ditingkatkan pada tahun depan.

Di Belanda, setidaknya 10 kota melakukan penyelidikan rahasia terhadap masjid, imam, pemimpin organisasi keagamaan, dan individu berpengaruh di jamaah.

Dilaporkan bahwa penelitian tersebut, yang dibiayai oleh Badan Keamanan dan Kontraterorisme Belanda melalui pemerintah kota, dilakukan oleh sebuah perusahaan swasta bernama NTA, Nuance door Training en Advies.

Baca juga: Alquran Abadikan Tingkah Laku Yahudi yang Bodoh tapi Berlagak Pintar

Menteri Sosial dan Tenaga Kerja, Karien van Gennip menyatakan penyesalannya atas penyelidikan tersebut dan mengatakan akan ada pelajaran yang bisa diambil.

Sentimen anti-Muslim di Seluruh Amerika

Laporan Hak Asasi Manusia yang dirilis oleh Council on American-Islamic Relations (CAIR) pada April mencatat bahwa keluhan mengenai sentimen anti-Muslim, prasangka dan diskriminasi telah menurun dibandingkan tahun 2021, namun keluhan di sektor pendidikan meningkat sebesar 33 persen.

Pada Juni, tiga anggota Kongres Amerika Serikat...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement