Ahad 24 Dec 2023 16:47 WIB

Diaspora Yahudi dan Klaim Barhak atas Palestina, Benarkah?

Banyak kelompok Yahudi di dunia, mereka tak pernah bersatu.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Seorang anggota komunitas Yahudi mengamati tempat lilin Hanukkah.
Foto:

Mereka juga meninggalkan kesucian Gerizim. Selain itu juga ada 7.000 perbedaan antara Taurat kuno dan apa yang diklaim oleh orang-orang Yahudi, yang bahkan mengubah bahasa Ibrani.

"Pendefinisian seorang Yahudi bukan sekedar persoalan agama atau politik, melainkan persoalan terkait pandangan terhadap (identitas) pribadi dan dunia, yang memberikan legitimasi 'pada negara Ibrani'," demikian kata El-Messiri. 

Contoh yang paling nyata dari hal ini adalah Undang-Undang Kepulangan, yang dikeluarkan setelah deklarasi berdirinya “negara” pada tahun 1948, yang menetapkan hak orang Yahudi untuk pindah ke Israel. Namun nyatanya, mereka sendiri kehilangan definisi tentang siapa orang Yahudi yang ingin berimigrasi ke Israel, dan apa sebenarnya Yudaisme, yang memiliki banyak bentuk dan definisi dengan banyaknya warisan agama dan etnis dari kelompok Yahudi.

Lalu, gagasan untuk mempromosikan "komunitas Yahudi" sebagai "orang Yahudi" berkembang menjadi penggambaran "Palestina" sebagai tanah tanpa penduduk. Mereka yakni orang-orang Yahudi menunggu kedatangan orang-orang yang tidak memiliki tanah, sehingga Palestina atau “Tanah Perjanjian” demikian sebutan mereka dalam kepercayaan mereka, akan menjadi rumah mereka. Dengan cara mengaburkan sejarah bangsa Palestina dan menolak hak warga Palestina di tanahnya sendiri.

 

Pendeta Amerika, William Blackstone pada tahun 1888, pernah berkata, "Palestina ini dibiarkan menjadi tanah tanpa penduduk, daripada diberikan kepada masyarakat yang tidak mempunya tanah." Namun, pernyataan ini dipelintir oleh Zionisme Yahudi, menjadi, "Tanah tanpa rakyat untuk rakyat tanpa tanah".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement