Selasa 12 Dec 2023 17:48 WIB

Ikut Pemogokan Global, Warga Yordania Tutup Pertokoan Demi Mengakhiri Kebrutalan Israel

Warga Yordania merespons seruan melakukan serangan global untuk mendukung Gaza.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Dua anak perempuan Palestina makan mie saat mereka berjalan pulang dari sekolah melalui deretan etalase toko yang ditutup untuk pemogokan umum yang menyerukan gencatan senjata di Gaza, di Kota Tua Yerusalem, Palestina, Senin (11/12/2023).
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Dua anak perempuan Palestina makan mie saat mereka berjalan pulang dari sekolah melalui deretan etalase toko yang ditutup untuk pemogokan umum yang menyerukan gencatan senjata di Gaza, di Kota Tua Yerusalem, Palestina, Senin (11/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID,AMMAN -- Warga Yordania merespons seruan melakukan serangan global untuk mendukung Gaza pada Senin (11/12/2023) waktu setempat. Seruan itu juga mencakup tuntutan untuk diakhirinya pengeboman genosida Israel.

Bentuk serangan global tersebut ialah pemogokan massal, yaitu dengan menutup berbagai aktivitas. Toko-toko di Yordania tutup pada Senin 11 Desember 2023 dan jalan-jalan di sana pun dibiarkan kosong.

Baca Juga

Dilansir Middle East Monitor, Selasa (12/12/2023), pasar-pasar di Yordania yang biasanya ramai dengan penjual dan pembeli, juga ditinggalkan. Banyak toko yang tutup dan pemilik toko mengirimkan dukungan untuk warga Palestina.

Jalan-jalan utama, yang dikenal dengan kemacetan lalu lintas setiap pagi di Amman, juga lancar. Ratusan perusahaan, toko dan serikat pekerja dan buruh mengumumkan bahwa mereka akan mengambil bagian dalam pemogokan 11 Desember 2023.

Aktivis Palestina dan influencer media sosial di berbagai negara di seluruh dunia menyerukan dimulainya hari pemogokan global pada 11 Desember 2023. Para aktivis dan influencer menggunakan tagar #StrikeforGaza yang kiin menjadi ramai di jagat media sosial. Mereka menyerukan pemogokan di seluruh belahan dunia untuk mengecam pembantaian Israel terhadap warga Palestina di Gaza, dan menuntut gencatan senjata.

Pemogokan 11 Desember adalah sebuah gagasan yang bertujuan menahan diri dengan tidak pergi ke pusat kerja, sekolah, atau membuka toko di pusat ekonomi dan jaringan komersial.

Organisasi Palestina dan hak asasi manusia menyerukan pemogokan global ini pada Senin, 11 Desember 2023. Gagasan tersebut dipandang perlu untuk melumpuhkan pergerakan kehidupan dan roda perekonomian di semua negara, sehingga semua orang merasakan dampak langsung dari agresi di Gaza, dan dengan demikian ada tekanan untuk menghentikan perang.

Aktivis Palestina dari Gaza, Khaled Safi, menulis di akun media sosialnya yang di dalamnya dia kepada semua orang di dunia, untuk ikut serta dalam pemogokan yang menyeluruh itu. Kelompok-kelompok seperti gerakan global Palestina Samoun, Gerakan Palestina di Amerika, dan Gerakan Pemuda Palestina di seluruh dunia juga turut berpartisipasi.

Aktivis Kanada Cheryl Benson menekankan perlunya komitmen terhadap pemogokan tersebut. "Kita memerlukan pemogokan global. Semua orang akan berhenti bekerja sampai ada gencatan senjata. Hal ini akan mempengaruhi keuangan mereka," kata dia.

Seruan untuk melakukan pemogokan global disampaikan oleh Pasukan Nasional dan Islam, sebuah koalisi faksi-faksi utama Palestina. Seruan ini ditujukan kepada warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan para pendukungnya di seluruh dunia.

"Kami berharap seluruh dunia ikut serta dalam aksi mogok ini, yang dilakukan dalam konteks gerakan internasional luas yang melibatkan tokoh-tokoh berpengaruh. Gerakan ini menentang genosida terbuka di Gaza, pembersihan etnis dan pemukiman kolonial di Tepi Barat," kata pernyataan yang dikeluarkan oleh koalisi tersebut, dilansir Aljazeera, Senin (11/12/2023).

Tindakan agresi Israel telah menewaskan hampir 18.000 orang sejauh ini, termasuk 297 orang dalam 24 jam terakhir saja, dan melukai lebih dari 49.500 orang lainnya hanya dalam waktu dua bulan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement