Selasa 28 Nov 2023 22:34 WIB

Ketua MUI Imbau Dai Pemuda Persis Jadi Perekat Masyarakat Hadapi Pemilu 2024

Pemilu 2024 harus dihadapi dengan persatuan dan kesatuan bangsa

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis, menyatakan Pemilu 2024 harus dihadapi dengan persatuan dan kesatuan bangsa
Foto: Republika/Prayogi
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis, menyatakan Pemilu 2024 harus dihadapi dengan persatuan dan kesatuan bangsa

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis berpesan dan mengimbau kepada para dai dari Pemuda Persatuan Islam (Persis) agar menjadi perekat persatuan bangsa dalam rangka hadapi Pemilu 2024. 

Hal ini disampaikan Kiai Cholil saat menjadi pembicara Halaqah bertema “Urgensi Peran Dai Pemuda dalam Merajut Ukhuwah di Tahun Politik” di Kampus IAI Persis, Bandung, Senin (27/11/2023). 

Baca Juga

"Pesan saya kepada para dai Pemuda Persatuan Islam (Persis) agar menjadi perekat persatuan dan menjaga NKRI," ujar Kiai Cholil dalam keterangan tertulis yang diterima /Republika.co.id, Selasa (28/11/2023).  

Dia menuturkan, Pemilu 2024 itu untuk memilih pemimpin terbaik. Karena itu, menurut dia, masyarakat Indonesia jangan sampai tidak memilih saat pemilihan.  

"Sebab, bahaya tak ada pimpinan lebih besar daripada adanya pemimpin yang tak ada yang ideal atau karena zalim. Boleh memilih capres nomor satu, dua atau tiga sesuai kecenderungan pemilih. Yang tidak boleh adalah memilih semuanya atau tidak memilih dari semua capres," ucap Kiai Cholil.

Menurut dia, pemilihan pemimpin dasarnya adalah agama, yaitu perintah Allah SWT. Namun, kata dia, jangan sampai menistakan agama yang lain karena alasan keyakinan agama.  

"Agama dijadikan sarana pemersatu bukan alat untuk bikin seteru. Pemilihan pemimpin adalah tanggung jawab keagamaan sekaligus kebangsaan," kata Rais Syuriah PBNU ini. 

Dia pun mempersilahkan masyarakat untuk mengamati seluruh rekam jejak, gerakan, dan kampanye Capres-Cawapres. Tapi, kata dia, masyarakat juga harus bijak menerima dan meresponsnya.  

"Saat ada isu atau informasi tertentu, pastikan mendapat informasinya yg utuh kemudian 'tarik nafas' sejenak untuk memilah dan memilih yang benar sebagai dasar untuk menyikapinya secara proporsional," jelas Kiai Cholil.

Jika masyarakat bisa objektif, tambah dia, maka akan menebar kebaikan dan keadilan untuk kepentingan orang banyak. "Ayo dukung untuk jujur dan adil dalam pelaksanaan Pemilu yang dimulai dari diri sendiri dalam bersikap jujur dan adil," ucap dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement