Senin 27 Nov 2023 21:48 WIB

Jawaban Rabi Yahudi Saat Ditanya Mengapa Israel Lakukan Kolonialisme di Palestina

Israel bersikap biadab terhadap Palestina.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Erdy Nasrul
Tokoh Yahudi asal Amerika, Rabi Yakov Nagen saat menghadiri acara R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) yang digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Park Hyatt Jakarta, Senin (27/11/2023).
Foto: Republika/Muhyiddin
Tokoh Yahudi asal Amerika, Rabi Yakov Nagen saat menghadiri acara R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) yang digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Park Hyatt Jakarta, Senin (27/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rabi Yahudi asal Israel, Dr Yakov Nagen memberi penjelasan soal kolonialisme pemerintah Israel di Palestina. Yakov Nagen sendiri adalah Direktur Institut Blickle untuk Dialog Antaragama Ohr Torah Stone dan Beit Midrash untuk Yahudi dan Kemanusiaan.

Rabi Nagen memiliki pentahbisan rabi dari RIETS dan gelar PhD dalam bidang Filsafat Yahudi dari Hebrew University. Selama 15 tahun, ia menjadi tokoh terkemuka dalam dialog antaragama antara Yudaisme dan Islam dan dalam pertemuan antara Yudaisme dan Agama-Agama Timur.

Baca Juga

Rabi Yakov Nagen datang ke Jakarta untuk menghadiri Forum R20 Internasional Summit of Religious Authorities (ISORA) 2023, yang digelar pada hari Senin 27 November 2023. Seusai agenda tersebut, Republika menyampaikan pertanyaan kepadanya tentang mengapa pemerintah Israel melakukan kolonialisme terhadap rakyat Palestina.

Dia memulai penjelasan dengan mengatakan bahwa ada banyak orang di Timur Tengah selama ribuan tahun dan orang Yahudi adalah penduduk lokal di Timur Tengah. "Kisah tentang umat yahudi juga bertempat di Israel Palestina. Dan umat yahudi selalu ada di wilayah itu dalam jumlah jutaan orang," tuturnya kepada Republika.

Nagen menuturkan, saat Kesultanan Turki Utsmani dikalahkan di Timur Tengah, wilayah itu kemudian terbagi menjadi banyak bagian. Bahkan setelah itu, bangsa Yahudi juga tetap jadi bagian dari Kesultanan tersebut, bersama orang Turki, Arab, dan Kurdi.

"Jika kita membaca Surat Al Isra ayat 104, setelah melarikan diri dari Mesir, umat Yahudi bertempat di Kan'an. Bahkan Alquran juga membicarakan bahwa di masa depan bangsa Yahudi akan hadir di wilayah tersebut. Jadi saya percaya semua orang harus memiliki hak di wilayah tersebut, baik orang Arab Palestina maupun semua penduduk Timur Tengah. Mereka harus hidup secara bermartabat," ungkapnya.

Nagen menyebutkan, sudah menjadi ketentuan Tuhan bahwa semua anak Ibrahim harus punya tempat di Timur Tengah. Bahkan sebagai minoritas, semuanya harus memiliki hak masing-masing. Misalnya Yahudi Maroko, yang juga harus dipenuhi haknya. Bangsa Arab Palestina, kata Nagen, juga harus dipenuhi haknya di Israel. Dia pun menekankan, harus ada keadilan dan martabat untuk semua orang.

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement