Rabu 22 Nov 2023 19:02 WIB

Hamas Ingatkan Janji Israel

Israel berjanji untuk melakukan genjatan senjata.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Muhammad Hafil
Hamas Ingatkan Janji Israel. Foto:   Logo Hamas
Hamas Ingatkan Janji Israel. Foto: Logo Hamas

REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Hamas mengatakan pada hari Rabu (22/11/2023) bahwa pihaknya telah menyetujui gencatan senjata selama empat hari dengan Israel. Dalam kesepakatan itu, yang akan membebaskan para sandera di Gaza sebagai imbalan atas warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, serta mengijinkan bantuan kemanusiaan dan bahan bakar untuk masuk ke wilayah yang terkepung tersebut.

Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan membebaskan 50 wanita dan anak-anak - dari sekitar 240 sandera yang ditangkap oleh para militan dalam serangan 7 Oktober di Israel - sebagai imbalan atas pembebasan 150 wanita dan anak-anak Palestina.

Baca Juga

Dikatakan bahwa kesepakatan yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir ini akan memungkinkan ratusan truk bantuan kemanusiaan, medis dan bahan bakar memasuki Gaza. Semua aktivitas udara Israel di Gaza selatan akan dihentikan selama empat hari, sementara lalu lintas udara di utara, yang menjadi fokus awal serangan darat Israel, akan dihentikan mulai pukul 10.00 hingga 16.00 waktu setempat, kata Hamas.

"Saat kami mengumumkan tercapainya kesepakatan gencatan senjata, kami tegaskan bahwa jari-jari kami tetap berada di pelatuk, dan para pejuang kami yang menang akan tetap siaga untuk membela rakyat kami dan mengalahkan pendudukan," kata Hamas.

Seorang mediator Qatar mengatakan bahwa negaranya berharap kesepakatan tersebut akan mengarah pada gencatan senjata permanen. Israel dalam sebuah pernyataan terpisah yang mengkonfirmasi kesepakatan tersebut, mengatakan bahwa jeda pertempuran akan diperpanjang satu hari lagi untuk setiap 10 sandera yang dibebaskan. Hamas tidak menyebutkan adanya kesepakatan semacam itu.

"Pemerintah Israel berkomitmen untuk mengembalikan semua sandera ke rumah. Malam ini, pemerintah menyetujui kesepakatan yang diusulkan sebagai tahap pertama untuk mencapai tujuan ini," kata kantor perdana menteri Israel.

Pengeboman Israel telah meratakan sebagian besar wilayah Gaza yang dikuasai Hamas, menewaskan 13.300 orang di daerah kantong kecil yang padat penduduknya dan membuat sekitar dua pertiga dari 2,3 juta orang kehilangan tempat tinggal, menurut pihak berwenang di Gaza.

Kepala negosiator Qatar dalam perundingan gencatan senjata, Menteri Luar Negeri Mohammed Al-Khulaifi, mengatakan kepada Reuters bahwa Komite Palang Merah Internasional (ICRC) akan bekerja di dalam Gaza untuk memfasilitasi pembebasan para sandera.

"(Ini) akan menjadi periode intensif di mana kami akan 24 jam sehari, 7 hari seminggu berkomunikasi langsung dengan ICRC dan kedua belah pihak untuk memastikan bahwa kami menyempurnakan pembebasan para sandera," ujar Al-Khulaifi.

Dia mengatakan bahwa gencatan senjata berarti "tidak akan ada serangan apapun. Tidak ada gerakan militer, tidak ada ekspansi, tidak ada apa-apa."

Al-Khulaifi menambahkan bahwa Qatar berharap kesepakatan tersebut "akan menjadi benih untuk kesepakatan yang lebih besar dan gencatan senjata permanen. Dan itulah tujuan kami."

Al-Khulaifi berkata: "Menurut pemahaman kami, ini adalah cahaya di ujung terowongan. Ini adalah perkembangan positif dari krisis yang sangat sulit dan rumit yang sedang kita jalani. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement