Senin 13 Nov 2023 19:11 WIB

6 Propaganda Israel untuk Membenarkan Kejahatan Terhadap Rakyat Palestina

Ada sejumlah propaganda Israel untuk menjadikan dirinya seolah sebagai korban.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina membawa korban serangan Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan.
Foto:

Dabashi menekankan jutaan orang yang melakukan protes terhadap Israel dan solidaritas dengan Palestina bukanlah “Jalan Arab”. Para demonstran yang berani ini adalah orang Amerika, Inggris, Jerman, Prancis, Italia dan lain-lain, dan mereka berada di sana untuk tidak membiarkan genosida atas nama mereka. Dan mereka tidak hanya ada di jalanan.

"Mereka berada di kampus-kampus universitas, di firma-firma hukum, pusat-pusat penelitian dan beasiswa, di pabrik-pabrik dan bengkel-bengkel, dan tentu saja, bertugas di dewan redaksi dan administrasi universitas," katanya.

Keenam, propaganda di New York Times memperingatkan pembacanya tentang 'radikalisasi progresivisme'. Di sini mereka menulis, "Sejauh mana retorika 'dekolonisasi' ternyata meluas secara alami dari proyek budaya dan psikologis hingga dukungan literal untuk perjuangan bersenjata dan permintaan maaf diam-diam atas teror antisemit masih terasa seperti sebuah pengungkapan yang penting."

Bagi Dabashi, itu adalah pembacaan situasi yang salah dan berbahaya. Israel adalah instalasi militer supremasi kulit putih yang bermaksud menelan seluruh Palestina yang pada akhirnya akan menghancurkan dirinya sendiri. Dunia sedang bangkit dan akan membongkar aparat rasis, xenofobia, dan, yang paling penting, teror Islamofobia yang dilegitimasi oleh para pakar sayap kanan Amerika yang menulis untuk New York Times.

"Israel adalah proyek kolonial Eropa yang bangkrut dan hanya dapat dipertahankan dengan bantuan militer besar-besaran dari AS dan sistem tuduhan antisemitisme palsu untuk membungkam orang-orang yang membeberkan Israel apa adanya," jelas Dabashi.

Dia juga menyampaikan, tontonan genosida terbaru yang mereka pertontonkan sejak 8 Oktober agar dapat disaksikan oleh seluruh dunia lebih dari sebelumnya membuktikan bahwa sebagai ideologi penaklukan dan dominasi Eropa yang salah, Zionisme adalah sebuah kegagalan yang tidak dapat dielakkan.

"Dibiarkan bergerak seperti zombi oleh kerajaan disfungsional yang sakit yaitu negara-negara Eropa," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement