REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seorang ulama dan cendikiawan asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi pernah menyampaikan khutbah di Masjid Jami Umawi. Dia berpesan kepada umat Islam di seluruh dunia tentang sebuah kejujuran.
"Tidak ada keselamatan tanpa kejujuran. Ia adalah tali yang sangat kuat, sementara dusta demi kemaslahatan telah usang dimakan zaman," kata Nursi dikutip dari Khutbah Syamiyah halaman 48-50.
Nursi mengatakan, memang ada sebagian ulama yang untuk sementara waktu memfatwakan bolehnya berdusta demi kemaslahatan dalam kondisi darurat.
Hanya saja, kata dia, di masanya fatwa tersebut tidak bisa dipakai. Sebab, banyak pihak yang menyalahgunakannya sehingga tidak lagi memberikan manfaat kecuali hanya satu di antara seratus kerusakan. "Oleh karena itu, hukum tidak dibangun atas dasar kemaslahatan," jelas Nursi.
Dia pun mencontohkan, sebab sholat diqashar dalam perjalanan adalah adanya kesulitan. Akan tetapi, kesulitan tersebut tidak bisa menjadi alasan (ilat) bolehnya diqashar. Sebab, ia bersifat relatif dan bisa disalahgunakan. Karenanya, yang menjadi alasan (ilat) adalah perjalanan tadi.
Demikian pula kemaslahatan tidak bisa menjadi alasan (ilat) dibolehkannya berdusta karena dusta tidak memiliki batas yang jelas. Ia sangat mudah disalahgunakan sehingga tidak bisa menjadi landasan hukum. Atas dasar itu, kata Nursi, hanya ada dua jalan, tidak ada yang ketiga:
إما الصدق وإما السكوت “Jujur atau diam"
Selanjutnya, kata Nursi, tidak adanya rasa aman dan tenang di masa sekarang akibat kebohongan yang dilakukan oleh umat manusia berikut manipulasinya merupakan buah dari dusta dan penyalahgunaannya dengan alasan maslahat.
Baca juga: Daftar Produk-Produk Israel yang Diserukan untuk Diboikot, Cek Listnya Berikut Ini
Maka, tidak ada pilihan bagi umat manusia kecuali menutup jalan ketiga tersebut. Kalau tidak, perang dunia, berbagai perubahan menakutkan, serta kerusakan luar biasa yang terjadi selama setengah abad ini bisa menjadi sebab terjadinya kiamat bagi umat manusia.
"Ya, engkau harus jujur dalam setiap ucapanmu. Akan tetapi, tidaklah benar jika engkau mengutarakan semua kejujuran. Apabila dalam keadaan tertentu kejujuran bisa menimbulkan bahaya, maka lebih baik diam. Sementara berdusta sama sekali tidak diperbolehkan. Engkau harus mengatakan yang benar dalam setiap pembicaraan," jelas Nursi.
Namun, tambah Nursi, bukan berarti harus mengutarakan semua fakta kebenaran. Sebab, kebenaran kadangkala bisa melahirkan dampak negatif sehingga memosisikannya bukan pada tempatnya.