Kamis 26 Oct 2023 20:51 WIB

Erdogan dan Paus Bahas Konflik Palestina-Israel serta Pelanggaran HAM

Serangan Israel di Gaza telah mencapai tingkat pembantaian.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) dan Paus Francis (kanan)
Foto: Anadolu Agency
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kiri) dan Paus Francis (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis (26/10/2023) berbicara melalui sambungan telepon dengan Paus Fransiskus mengenai konflik Israel-Palestina dan meningkatnya pelanggaran hak asasi manusia.

Menurut Direktorat Komunikasi Turki, Erdogan mengatakan serangan Israel di Gaza, yang tidak memiliki dasar pembenaran dalam kitab suci manapun, telah mencapai tingkat pembantaian. Erdogan berpendapat sangat memalukan bagi masyarakat internasional yang menutup mata terhadap hal tersebut.

Baca Juga

Dia menekankan setiap negara harus angkat bicara melawan tragedi kemanusiaan ini. Erdogan mengatakan kepada Paus di wilayah yang menjadi tempat suci tiga agama Ibrahim, termasuk kepercayaan Paus Fransiskus, perdamaian abadi hanya dapat dicapai melalui pembentukan negara Palestina yang merdeka, berdaulat, dan secara geografis berdekatan dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur berdasarkan perbatasan tahun 1967.

Erdogan lebih jauh menyoroti upaya Turki untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan dan obat-obatan ke Gaza. Dia menyerukan setiap orang untuk aktif mendukung upaya tersebut untuk memastikan pengiriman bantuan bagi warga sipil tak bersalah tidak terganggu.

Konflik di Gaza dimulai pada 7 Oktober ketika kelompok Palestina Hamas meluncurkan Operasi Badai Al-Aqsa, sebuah serangan mendadak yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan penyusupan ke Israel melalui darat, laut, dan udara. Hamas mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina.

Sebagai balasan, militer Israel kemudian melancarkan pengeboman tanpa henti terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza. Lebih dari 7.900 orang tewas dalam konflik tersebut, termasuk sedikitnya 6.546 warga Palestina dan 1.400 warga Israel.

Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza telah kehabisan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar, dan konvoi bantuan yang baru-baru ini diizinkan masuk ke Gaza hanya membawa sebagian kecil dari apa yang dibutuhkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement