Ahad 22 Oct 2023 15:40 WIB

Siapa yang Dimaksud Santri dan Bagaimana Asal Usulnya?

Hari Santri Nasional momentum teguhkan peran pesantren

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah santri melambaikan tangan ketika mengikuti apel Hari Santri Nasional di Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (22/10/2023). Kegiatan memperingati Hari Santri Nasional 2023 yang dihadiri sejumlah pejabat pemerintah hingga tokoh ulama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) serta ribuan santri tersebut mengangkat tema Jihad Santri, Jayakan Negeri.
Foto:

Sedangkan dalam buku “Air Mata Santri di Negeri Pesantren” karya Nisa'atun Nafisah, menurut KH D Zawawi Imron kata santri secara bahasa berasal dari bahasa sanskerta yaitu sastri yang mana istilah tersebut dimaknai sebagai seseorang yang sedang belajar serta mengkaji kalimat suci dan indah.

Dalam konteks ini, di Indonesia berarti mempelajari Alquran dan hadits Rasulullah SAW sebagai pedoman umat Islam di Jawa, Madura dan di wilayah Indonesia bagian lainnya. Kemudian menurut istilah, santri adalah seseorang yang sedang belajar ilmu agama Islam dan tinggal di pondok pesantren.

Sedangkan definisi santri menurut KH Mustofa Bisri (Gus Mus) bahwa "Santri bukan hanya yang mondok saja, tetapi siapapun yang berakhlak santri, yang tawadu kepada gusti Allah, tawadu kepada orang-orang alim, kalian namanya santri". 

Jadi santri menurut Gus Mus adalah orang-orang yang senantiasa dalam hidupnya bertawadu kepada Allah dan kepada orang-orang alim.

photo
Upaya pemerintah tingkatkan kualitas pendidikan pesantren - (Republika.co.id)

Selain itu, masih menurut Gus Mus, santri bisa bermakna murid kiai yang dididik dengan kasih sayang untuk menjadi mukmin yang kuat, yang tidak goyah imannya oleh pergaulan, kepentingan, dan adanya perbedaan.

Baca juga: Daftar Produk-Produk Israel yang Diserukan untuk Diboikot, Cek Listnya Berikut Ini

 

Sedangkan definisi santri yang dijadikan pedoman oleh para santri PP. Anwarul Huda Malang yang tercantum dalam sebuah ukiran batu di area pondok, dapat dijadikan tambahan wawasan.

1. Huruf shin adalah saalikun ila al-khairat (orang yang menempuh jalan akhirat)

2. Huruf Nun adalah naaibu an masyayikh, yang berarti pengganti para masyayikh atau para gurunya.

3. huruf Ta’ adalah tariku an ma’ashi  (meninggalkan maksyiat)

4. Huruf Ra’ adalah raghibun fil khairat (cinta kebaikan)

5. Ya’ adalah yarju as-salamata fi ad-dunya wal akhirat (berharap keselamatan di dunia dan akhirat).

Ada banyak kisah awal para santri saat pertama kali menginjakkan kakinya di Pesantren. Anaknya yang menangis atau justru keluarganya yang menangis. Wajar saja, meninggalkan keluarga yang dicintainya bukan suatu perkara yang mudah sehingga, awal masuk pesantren harus dihadapi dengan seleksi alam pesantren, dari keadaan tersebut ada yang betah dan ada yang tidak. Biasanya, kalau yang tidak betah akan boyong atau keluar dari pesantren. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement