REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta akhirnya menuntaskan likuidasi Rumah Sakit (RS) Haji Jakarta. Kini, rumah sakit tersebut resmi terintegrasi menjadi RS Haji UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penetapan likuidasi RS Haji Jakarta dilakukan melalui Surat Dirjen Administrasi Hukum Umum a.n. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU/-AH.01.03-00518 tanggal 27 September 2023 tentang Berakhirnya Status Badan Hukum PT. Rumah Sakit Haji Jakarta (dalam likuidasi). Surat ini merespons permohonan tim likuidator maupun surat permohonan dari Notaris Ilmiawan Dekrit S., S.H., M.H. di Jakarta Nomor 009/SL.NOT/ILM/IX/2023 tanggal 14 September 2023.
Surat yang ditandatangani Dirjen AHU, Cahyo Rahadian Muzhar S.H., LLM, itu memberitahukan berakhirnya status badan hukum PT Rumah Sakit Haji Jakarta (Dalam Likuidasi), berdasarkan salinan akta nomor 18 tanggal 24 Agustus 2023 yang dibuat di hadapan Notaris Ilmiawan Dekrit S. S.H., M.H., di Jakarta telah dicatat dan dihapus dari Daftar Perseroan.
Rektor UIN Jakarta Asep Saepudin Jahar dan manajemen RS Haji UIN Jakarta mengapresiasi Kementerian Agama (Kemenag) yang mendukung penuh proses penuntasan likuidasi. Menurut Asep, tuntasnya proses likuidasi ini menjadi momentum penting dalam peningkatan kualitas manajemen layanan kesehatan publik RS tersebut.
“Hasil likuidasi RS Haji UIN Jakarta adalah momentum penting pengelolaan manajemen secara utuh oleh UIN Jakarta,” ujar dia dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Selasa (17/10/2023).
Pria yang juga menjabat sebagai penanggung jawab proses likuidasi ini lantas menegaskan komitmennya untuk memperkuat layanan kesehatan publik RS Haji Jakarta. Rumah sakit ini juga akan didorong menjadi bagian penting pengembangan riset dan pendidikan kedokteran, kesehatan, maupun bidang ilmu terkait lainnya.
“Semoga ke depan RS Haji UIN Jakarta menjadi tempat layanan kesehatan bagi masyarakat secara prima. Juga, rumah sakit ini menjadi tempat belajar mahasiswa kedokteran, ilmu kesehatan dan bidang ilmu lainnya,” lanjut dia.
Apresiasi juga disampaikan Wakil Rektor Administrasi Umum UIN Jakarta, Imam Subchi. Menurutnya, apresiasi keberhasilan likuidasi pantas disematkan kepada seluruh jajaran Kementerian Agama, mulai dari Menteri Agama, Sekjen Kemenag, Dirjen Pendidikan Islam, dan lainnya.
Berkat dukungan Kemenag, proses likuidasi disebut berjalan lancar dan tuntas dalam waktu enam bulan. Hal ini disampaikan sesuai target yang telah direncanakan pimpinan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai tindak lanjut, UIN Jakarta dan manajemen RS Haji UIN Jakarta disebut akan menyusun langkah-langkah strategis guna mengakselerasi penyehatan RS Haji.
“Ke depan, harus ada timeline langkah-langkah strategis dan aplikatif guna mempercepat proses penyehatan hingga ke arah cita cita menjadi rumah sakit yang excellent,” ucap Imam.
Direktur Utama RS Haji UIN Jakarta, dr. Flori Ratna Sari, menilai penuntasan likuidasi RS Haji Jakarta menjadi warisan (legacy) besar bersama antara Kemenag maupun UIN Jakarta,serta para pihak yang mendukung. Tuntasnya proses likuidasi RS Haji ini disebut merupakan momen penting dalam mengakselerasi rumah sakit ini, menjadi salah satu rumah sakit berprestasi nasional dan internasional.
Bahkan, ia menyebut dengan integrasinya menjadi bagian UIN Jakarta, memungkinkan RS ini menjadi yang terdepan dalam layanan kesehatan publik, terutama layanan kesehatan haji, sekaligus bagian dari pendidikan bidang kedokteran dan kesehatan UIN Jakarta.
“Rumah Sakit Haji Jakarta merupakan aset umat yang bukan hanya memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, namun juga berperan sebagai Rumah Sakit Pendidikan dengan keunggulan Haji,” kata dia.
Ketua SPI UIN Jakarta sekaligus bagian dari tim likuidator, Dr. Yulianti M.Si juga turut mengucapkan apresiasi pada banyak pihak atas tuntasnya likuidasi. Tuntasnya likuidasi akan secepatnya diikuti dengan penyelesaian sejumlah kewajiban, sebagaimana tertuang dalam minuta RUPS Luar Biasa RS Haji UIN Jakarta. Ia menyebut penyelesaiannya bisa dilakukan secara bersamaan dengan peningkatan kualitas layanan sendiri.
“Hal ini dapat dilakukan beriringan dengan proses integrasi secara penuh RS Haji ke dalam BLU UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sehingga peran dan pelayanan kepada Masyarakat yang diberikan oleh BLU UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semakin paripurna,” ujar Yulianti.