REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM -- Eskalasi kondisi di Palestina, utamanya Gaza, menjadi keprihatinan setiap pihak. Pengacara imam Masjid Al Aqsa Syekh Ikrina Sabri bahkan menyebut kelompok ekstremis Yahudi meningkatkan seruan untuk membunuh kliennya.
Komite Pertahanan Syekh Ikrima Sabri, yang terdiri dari para pengacara, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan kehidupan Syekh Sabri berada di bawah "ancaman serius". Hal ini disebabkan oleh meningkatnya "fasisme" dalam masyarakat Israel.
"Kami menyerukan agar ancaman pembunuhan dan pemusnahan ini ditanggapi dengan serius, untuk memastikan perlindungannya Syekh Ikrina Sabri," ujar mereka dalam pernyataan tersebut, dikutip di TRT World, Kamis (12/10/2023).
Tidak hanya itu, pernyataan tersebut juga menekankan bahwa pihak berwenang Israel akan bertanggung jawab atas segala kerugian yang menimpa Syekh Sabri.
Mereka lantas menyesali diamnya pasukan keamanan Israel atas provokasi yang dilakukan oleh kelompok dan individu Yahudi fanatik, yang mendorong para ekstremis untuk memperkuat “seruan berbahaya” tersebut.
Pernyataan tersebut menyerukan penyelidikan segera dan menyeluruh oleh dinas keamanan Israel, terhadap mereka yang menghasut pembunuhan dan terorisme.
"Kami mendesak pihak berwajib untuk segera menangkap pelakunya dan memastikan mereka bertanggung jawab, sebelum kejahatan lebih lanjut dilakukan," lanjut mereka.
Dalam pernyataan terpisah, Dewan Islam Tertinggi Yerusalem yang dipimpin oleh Syekh Sabri sendiri mengatakan, seruan yang menargetkan Syekh Sabri dengan ancaman pembunuhan telah dimulai di media sosial. Upaya ini disuarakan oleh orang-orang Yahudi fanatik sejak Ahad (8/10/2023) kemarin.
Lebih lanjut, pernyataan tersebut juga memperingatkan bahwa nyawa Syekh Sabri benar-benar terancam. Mereka menekankan bahwa pihak Israel akan bertanggung jawab atas segala kerugian yang ditujukan padanya.
Laporan tersebut juga menyoroti bahwa Syekh Sabri merupakan tokoh terkemuka di Palestina. Mereka menyerukan adanya intervensi mendesak oleh negara-negara Arab dan Islam.
Sumber:
Ikuti Whatsapp Channel Republika