REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Barat dikenal kerap berpandangan negatif terhadap Islam. Dengan sinisme, mereka memandang ajaran Islam menghalalkan pembunuhan, mendiskriminasi wanita, merendahkan penganut agama lain dengan sebutan kafir, dan berbagai istilah lain yang mereka pandang dengan sinis.
Belum lagi fitnah yang sampai ke banyak orang di Barat tentang Islam. Seperti Nabi Muhammad sebagai pegila wanita, dan sejenisnya. Informasi dan pemahaman itu terus digulirkan dari pegiat kajian timur (orientalis) hingga orang Barat masa kini. Bahkan pengaruhnya sampai kepada sebagian Muslim masa kini. Terutama mereka yang berpandangan sekuler.
Bagaimana bisa pandangan tersebut merebak dan menjadi pengetahuan umum di Barat?
Penjelasan si mualaf Joram Van Klaveren
Mualaf dan mantan pegiat islamofobia Joram van Klaveren mengungkapkan hal tersebut. Berikut penjelasannya:
Ini terdengar gila. Saya tersesat dalam perjalanan hidup mendapatkan informasi. Terutama dalam memahami budaya, bahkan keseluruhan peradaban (Islam).
Karena di Barat, Islam dilihat secara historis, dan ada banyak alasan (menyelewengkan Islam), dan saya memahami hal itu. Namun saya harus tegaskan, pandangan tentang Islam (yang diselewengkan itu) tidak benar. Saya benar-benar merasakan Islam secara kultural. Dan pandangan yang diselewengkan itu benar-benar keliru.
Sebabnya kita tidak punya gambaran tentang Islam yang seharusnya (termasuk sumber dan rujukan otoritatif tentang hal itu). Kita tidak punya informasi yang benar mengenai Islam.
Lihat halaman berikutnya >>>