Rabu 20 Sep 2023 10:04 WIB

PBB Dipenuhi Kecaman Para Pemimpin Islam Atas Pembakaran Alquran

Presiden Iran menyebut Islamofobia dan apartheid adalah budaya yang terjadi di Barat.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berpidato pada sesi ke-78 Majelis Umum PBB, Selasa, 19 September 2023 di markas besar PBB.
Foto:

Selanjutnya, ia menuduh Barat berupaya mengalihkan perhatian pada masalah sesungguhnya dengan alasan kebebasan berpendapat.

Menurut dia, Islamofobia dan apartheid adalah budaya yang terjadi di negara-negara Barat. Hal ini terbukti dalam beberapa tindakan, mulai dari penodaan kitab suci Alquran, pelarangan jilbab di sekolah, serta berbagai diskriminasi menyedihkan lainnya yang tidak pantas untuk martabat manusia.

Raisi lantas menyinggung pemerintah Prancis, yang secara kontroversial melarang siswi Muslim mengenakan jilbab di sekolah.

Raisi muncul setahun setelah ulama negara Iran menindak keras protes yang dipimpin perempuan di negara tersebut, yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini. Seorang remaja berusia 22 tahun ini ditahan oleh polisi moral karena diduga melanggar persyaratan mengenakan jilbab.

Tidak hanya Iran dan Turki, Emir Qatar, juga ikut bersuara dalam pertemuan tersebut. Kerajaan yang kaya tersebut memiliki hubungan dekat dengan Barat dan dunia Islam lainnya.

Dalam pidatonya, Sheikh Tamin bin Hamad Al Thani mengatakan tindakan yang dengan sengaja mengkompromikan kesucian orang lain, tidak boleh dilihat sebagai kebebasan berekspresi.

“Saya akan mengatakan kepada saudara-saudara Muslim saya, bahwa tidak masuk akal bagi kita merasa terganggu oleh orang idiot atau orang yang bias, setiap kali dia memprovokasi kita dengan membakar Alquran atau dengan bentuk-bentuk hal sepele lainnya,” kata Emir Qatar tersebut.

Sheikh Tamin bin Hamad Al Thani menyebut, kitab suci Alquran terlalu suci untuk dinodai oleh orang yang tidak berakal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement