Ahad 17 Sep 2023 17:50 WIB

Mualaf Jaz Cooper, Kekaguman pada Islam Indonesia Antarkan Sang Atheis Masuk Islam

Mualaf Jaz Cooper mengaku tak pernah percaya tuhan

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Nashih Nashrullah
Mualaf Jaz Cooper beserta istri dan anaknya. Mualaf Jaz Cooper mengaku tak pernah percaya tuhan
Foto:

Dengan bekal ilmu yang terbatas itu, ia mulai mencari masjid terdekat atau tempat-tempat yang terdapat forum Islam di Melbourne, tempat asalnya tinggal. Hari demi hari ia nikmati dan tidak sadar bahwa sudah dua tahun ia mulai belajar Islam. 

Setelahnya, ia pun mengambil keputusan besar dalam hidup. Cooper merasa ia semakin percaya pada Islam dan saya ingin menjadi seorang Muslim. 

"Bagaimana tanggapan keluarga saya? Tentu saja mereka marah, terutama ayahku. Karena putra semata wayangnya mulai mengetahui tentang Tuhan dan memutuskan untuk menjadi seorang Muslim. Ia tidak pernah berbicara denganku setelahnya," ucapnya.

Hingga pada 2002, ia harus menemani sang Ayah ke Hongkong untuk keperluan bisnis keluarga mereka. Sejak ia tiba di negara tersebut, ia sering menghabiskan waktu di rental komputer dan berkenalan dengan seorang wanita dari Indonesia bernama Eti. Mereka pun sering bertemu setelahnya. 

Ketika ia harus kembali ke Australia, keduanya saling memberikan email dan berhubungan lewat surat elektronik tersebut. Tak disangka, Allah SWT mempertemukan mereka kembali di Indonesia. 

Hubungan yang mereka jalin disebut memotivasi keduanya untuk menjadi orang yang lebih baik. Mengingat mereka mempunyai tujuan yang sama, seolah semakin menegaskan keinginan untuk menjalin hubungan yang serius dan menikah. 

Sejak pernikahan itu, Eti disebut menemaninya ke Melbourne dan membuat komunitas mualaf. Tujuan mereka adalah berdakwah, mengajak masyarakat setempat mengenal Islam, atau bahkan membuat mereka menjadi Muslim. 

"Salah satu kegiatan kami adalah membantu mualaf atau warga Australia lainnya yang ingin menikah dengan seorang Muslim, terutama dari Indonesia. Kami tahu betul pendekatan kami akan lebih mudah jika kami berasal dari ras yang sama, latar belakang yang sama. Kami tidak bermaksud menjadi rasis. Namun nyatanya memberikan kenyamanan adalah kunci untuk mewujudkan dakwah yang lebih baik," ucap Cooper.

Tidak hanya itu, ia dan istri juga masih melakukan pendekatan kepada keluarga Cooper, yang tidak pernah mengenal dan ingin pelajari tentang Tuhan. Hal ini dirasa sulit, tetapi mereka tidak pernah berhenti berusaha karena yakin Allah SWT akan memberikan pertolongan.

Baca juga: 10 Fakta Adam dan Keluarganya Setelah Berada di Bumi yang Juga Disebutkan dalam Alquran

Selama lebih dari sembilan tahun, pasangan ini menyebarkan dakwah di Australia. Berdasarkan rekomendasi seorang teman, mereka memutuskan untuk pindah lagi ke Indonesia, karena merasa harus belajar lebih banyak tentang Islam. Saat itu, Pesantren Gontor menjadi tujuannya.

Cooper pun keluar dari pekerjaannya dan meninggalkan semua yang ia miliki. Tekad dan keimanannya kepada Allah SWT membuatnya semakin kokoh dan berani mengambil risiko.

Bersama sang istri, ia memulai ‘perjalanan’ itu dengan bismillah. Ia yakin bahwa Allah SWT mengetahui dengan baik siapa yang mempunyai keimanan yang kuat dan baik.

"Dengan rahmat Allah, kami bertemu YDSF. Jadi, saya bisa mendapatkan beasiswa yang didanai penuh. Saya bisa mendaftarkan studi saya di Gontor dan kami juga bisa membiayai hidup kami dengan beasiswa itu," katanya melanjutkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement