Rabu 13 Sep 2023 23:28 WIB

Muhammadiyah Aid Kirimkan Tim Asistensi Respons Gempa Maroko  

Gempa Maroko telah menelan korban jiwa hingga 800 lebih jiwa.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti / Red: Nashih Nashrullah
Petugas penyelamat melakukan operasi penyelamatan menyusul gempa bumi dahsyat di Ouirgane, selatan Marrakesh, Maroko, (10/9/2023).
Foto: EPA-EFE/YOAN VALAT
Petugas penyelamat melakukan operasi penyelamatan menyusul gempa bumi dahsyat di Ouirgane, selatan Marrakesh, Maroko, (10/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bersama dengan LazisMu dalam gerakan Muhammadiyah Aid gelar respons bencana Maroko dengan kirimkan tim asistensi ke lokasi terdampak. 

Tim asistensi ini ditugaskan untuk lakukan asesmen, koordinasi, dan membuka layanan bagi masyarakat terdampak. 

Baca Juga

Wakil Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah Budi Santoso mengatakan, tim yang akan berangkat pada Rabu malam (13/9/2023) adalah Wahyu Pristiawan Buntoro dan Al Afik dari bidang Diklat MDMC dan EMT Muhammadiyah. 

Keduanya akan bertugas selama 14 hari untuk mendampingi Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Maroko yang menjadi Management Support Assistance Team. 

"Adapun keberangkatan tim asistensi ini menjadi langkah awal Muhammadiyah Aid untuk merespons kebutuhan dasar masyarakat, meliputi logistik, layanan psikososial, dan layanan kesehatan,"ujar dia dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (13/9/2023).

Langkah Muhammadiyah Aid ini pun mendapatkan sambutan hangat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Maroko, Hilal Ahmar, dan media lokal Maroko. 

Dalam hal ini, MDMC berupaya untuk menggerakkan potensi lokal secara optimal termasuk mobilisasi sumber daya dalam setiap giat respons selama 14 hari tersebut. 

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang membidangi Kerja Sama Internasional, Prof Syafiq A Mughni, menyampaikan bahwa keberangkatan tim asistensi ini akan menjadi upaya terdekat untuk membuka layanan respons yang lebih besar lagi.  

“Tadi saya bersama MDMC ikut berdiskusi dengan Kedutaan Besar Maroko di Jakarta. Mereka sangat mengapresiasi usaha Muhammadiyah untuk memberikan bantuan ini," ujar Prof Syafiq. 

Baca juga: Bersyahadat tanpa Paksaan, Mualaf Julianne Froyseth: Islam Agama yang Rasional

Selama tidak ada resistensi dari masyarakat lokal di sana dan pemerintah yang punya otoritas di negara tersebut tidak menjadi masalah, karena tentu banyak kebutuhan yang harus dipenuhi tidak hanya logistik dan kesehatan, tapi juga psikososial.

Sejalan dengan itu, Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Bud Setiawan, menyampaikan bahwa Muhammadiyah Aid sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dengan mencoba berkoordinasi dengan lembaga kemanusiaan dan juga pemerintah, sehingga dapat terukur sejauh mana kemungkinan Muhammadiyah dalam membantu meringankan duka warga Maroko.  

“Kami berharap Muhammadiyah dapat mengajak banyak lembaga untuk bersama-bersama saling bahu-membahu merespon bencana Maroko ini dengan mengutamakan semangat kemanusiaan. Karena saat ini korban sudah mencapai 2.400 jiwa meninggal dunia,” ujar dia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement