Rabu 13 Sep 2023 22:57 WIB

Bahaya Lalai yang Bisa Merugikan Umat Manusia dan Peringatan Alquran

Sifat lalai bisa menyebabkan umat manusia tergelincir

Ilustrasi dzikir dihindarkan dari lalai. Sifat lalai bisa menyebabkan umat manusia tergelincir
Foto: Republika TV
Ilustrasi dzikir dihindarkan dari lalai. Sifat lalai bisa menyebabkan umat manusia tergelincir

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA- Manusia adalah makhluk yang labil. Salah satu labilitas itu adalah sering lalai. Lalai terhadap dirinya, terhadap orang lain, terhadap lingkungan, dan terhadap Tuhannya. 

 

Baca Juga

Lalai memang manusiawi, tapi jika lalainya berkali-kali dan disengaja, ini sudah di luar batas kemanusiaan. Inilah lalai yang dilarang, yakni lalai berulang kali dan disengaja.  Dalam Alquran, Allah SWT mengecam orang-orang lalai yang seperti itu: 

 

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ  الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ ''Sungguh kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. Yakni, mereka yang melalaikannya.'' (QS Al-Maun: 4-5).

 

Manusia lalai berkali-kali dan sengaja setidaknya karena beberapa alasan. Pertama, menganggap sesuatu sebagai tidak ada gunanya, tidak bermanfaat, tidak menguntungkan dirinya. 

 

Anggapan ini jelas keliru jika dikaitkan dengan sesuatu yang memang merupakan suatu kebaikan seperti yang diajarkan oleh agama. 

 

Secara keseluruhan, agama selalu mengajarkan kebaikan dan menghindarkan diri dari keburukan. Karena itu, jika ada suatu tindakan buruk yang diklaim berlandaskan agama, tindakan itu harus dipertanyakan. 

 

Kedua, berpikir pragmatis dan parsial (setengah hati). Manusia memandang bahwa apa yang dilakukan adalah untuk saat ini. Itu pun untuk sesuatu yang dianggapnya memiliki keuntungan. 

 

Orang yang berpikir demikian tidak memikirkan apa yang terjadi hari esok. Dengan kata lain, ia melalaikan hari esok, hanya ingat hari ini. Allah berfirman SWT: 

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ 

 

''Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah setiap jiwa melihat apa yang akan dilakukannya untuk esok hari.'' (QS Al-Hasyr: 18). 

 

Lalai membuat orang tidak produktif dan progresif. Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, ''Barang siapa menghisab dirinya, maka dia beruntung. Barang siapa lalai terhadap dirinya, dia merugi.'' (Kitab Biharul Anwar)

 

Orang lalai memang akan selalu merugi, karena ia tidak mendapatkan apa-apa selain kalalaian itu. 

 

Ayat di atas menegaskan kepada setiap orang untuk tidak lalai karena akibat lalai yang sangat tidak membawa manfaat. 

Baca juga: 5 Fakta Ini Jelaskan Mengapa Bangsa Romawi Diabadikan dalam Alquran

 

 

Lalai yang sering-sering tidak lagi manusiawi, tetapi merupakan penyakit akut yang harus diobati dengan peringatan yang berkali-kali. 

 

Peringatan ini disebut membawa manfaat yang itu artinya bahwa ingat itu jauh lebih membawa manfaat daripada lalai. 

 

Jika manusia sudah lalai terhadap dirinya sendiri, maka krisis kemanusiaan sedang mengintipnya dan kehancuran tengah merayap mendekatinya.  

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement